Alwi Farhan Ditantang Lebih Matang di China Open 2025

Arief Apriadi Suara.Com
Minggu, 20 Juli 2025 | 18:15 WIB
Alwi Farhan Ditantang Lebih Matang di China Open 2025
Alwi Farhan Ditantang Lebih Matang di China Open 2025. [Dok. PBSI]

Suara.com - Pebulu tangkis muda Indonesia, Alwi Farhan, mendapat tantangan dari pelatih tunggal putra PBSI, Indra Wijaya untuk menunjukan kematangan lebih di China Open 2025 pada 22-27 Juli mendatang.

Setelah menunjukkan potensi menjanjikan namun harus tersingkir di babak 16 besar Japan Open 2025, Alwi diharapkan bisa tampil lebih baik di turnamen BWF World Tour Super 1000 itu.

Pelatih tunggal putra pelatnas PBSI, Indra Wijaya, menilai Alwi sudah menunjukkan perkembangan dari sisi teknis.

Namun, aspek non-teknis seperti kematangan dalam menghadapi tekanan dan dinamika pertandingan masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi atlet berusia 19 tahun itu.

“Kalau melihat penampilan Alwi di Japan Open, saya cukup puas. Tapi memang dari segi non-teknisnya masih ada kendala. Bagaimana mengatasi ketegangan, bagaimana me-manage permasalahan yang terjadi di lapangan, dia belum matang,” ujar Indra dalam keterangan resmi PBSI, Minggu (20/7).

Indra menekankan bahwa di level turnamen elite seperti Super 750 dan Super 1000, faktor mental dan pengendalian diri menjadi kunci sukses seorang atlet, selain teknik dan stamina.

Alwi Farhan (instagram.com/badminton.ina)
Alwi Farhan (instagram.com/badminton.ina)

“Tapi dari segi lainnya, saya lihat cukup bagus,” tambahnya.

Tersingkir di Japan Open, Alwi Punya PR Besar

Pada Japan Open 2025 yang digelar di Tokyo Metropolitan Gymnasium, Alwi memulai langkahnya dengan impresif.

Baca Juga: Indonesia Open 2025: Hanya Lima Wakil Indonesia yang Lolos ke Perempat Final

Ia menang mudah atas tunggal Taiwan, Lee Chie-Hao, lewat dua gim langsung 21-18 dan 21-11.

Namun, di babak 16 besar, langkahnya terhenti usai dikalahkan unggulan kedelapan asal Prancis, Alex Lanier, lewat pertarungan tiga gim: 21-14, 15-21, dan 18-21.

Pertandingan melawan Lanier memperlihatkan potensi sekaligus kelemahan Alwi. Di gim pertama, Alwi tampil penuh percaya diri.

Meski sempat tertinggal saat interval, ia mencetak tujuh poin beruntun dan menutup gim dengan kemenangan.

Namun, Lanier yang lebih berpengalaman mulai mengambil alih kontrol di gim kedua dan ketiga.

Alwi beberapa kali tertinggal dan gagal menjaga momentum, terutama di poin-poin kritis.

Pertandingan tersebut sekaligus menutup kiprah sektor tunggal putra Indonesia di Japan Open 2025, setelah Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie lebih dulu tersingkir.

Fokus ke China Open 2025: Waktu untuk Naik Level

Dengan turunnya performa Ginting dan Jojo, perhatian kini tertuju pada Alwi Farhan.

China Open 2025 yang akan digelar pekan depan menjadi kesempatan besar bagi Alwi untuk membuktikan bahwa ia bisa belajar dari kekalahan dan tampil lebih dewasa di level Super 1000.

“Saya mau lihat proses kematangannya di China Open, permainannya bisa keluar lebih konsisten,” kata Indra Wijaya.

China Open adalah salah satu turnamen paling bergengsi dalam kalender BWF, dengan hadiah besar dan diikuti hampir seluruh pemain top dunia.

Tekanan dan intensitas pertandingan di sana akan lebih tinggi dibanding Japan Open, dan ini menjadi ujian mental sekaligus peluang emas bagi Alwi untuk naik level.

Berdasarkan data BWF per Juli 2025, Alwi saat ini masih berada di luar 30 besar dunia.

Namun dengan performa yang terus membaik, ia punya peluang menembus papan atas jika bisa menjaga konsistensi dan meningkatkan aspek non-teknis yang disebut pelatihnya.

PBSI sendiri harus mulai mempertimbangkan regenerasi serius di sektor tunggal putra.

Dengan Ginting yang belum sepenuhnya pulih dan Jojo yang belum stabil, pemain muda seperti Alwi menjadi harapan baru.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI