- Sebanyak 50 atlet muda meraih Super Tiket PB Djarum 2025 dan siap jalani karantina empat minggu.
- Proses seleksi diikuti 1.729 peserta dari seluruh Indonesia, hanya 50 yang lolos.
- Karantina menjadi gerbang akhir sebelum resmi bergabung sebagai atlet binaan PB Djarum.
Suara.com - Perjuangan ribuan pebulutangkis muda di Audisi Umum PB Djarum 2025 akhirnya mengerucut. Sebanyak 50 atlet berhasil menggenggam Super Tiket usai melewati fase turnamen terakhir di GOR Djarum, Jati, Kudus, Jawa Tengah, Jumat (12/9).
Dari jumlah tersebut, 18 atlet mendapat tiket melalui jalur kompetisi, sedangkan 32 lainnya terpilih langsung oleh Tim Pencari Bakat.
Mereka akan menjalani karantina intensif selama empat minggu untuk memperebutkan Djarum Beasiswa Bulutangkis dari Bakti Olahraga Djarum Foundation sekaligus kesempatan menjadi atlet binaan PB Djarum.
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation sekaligus Ketua PB Djarum, Yoppy Rosimin, memberi apresiasi khusus kepada para atlet muda yang berhasil menembus babak karantina. Ia menekankan bahwa perjuangan belum usai.
“Super Tiket bukanlah tanda perjuangan sudah selesai, namun justru langkah awal bagi para peserta untuk menunjukkan kemampuan, mentalitas dan karakter mereka yang sesungguhnya di hadapan para pelatih PB Djarum. Untuk itu, pergunakan sebaik-baiknya kesempatan ini. Bagi atlet yang belum memperoleh Super Tiket, jangan patah arang. Masih banyak peluang bergabung dengan PB Djarum. Teruslah berlatih, asah bakat dan kemampuan,” ujar Yoppy.
Harapan senada juga disampaikan Ketua Tim Pencari Bakat Audisi Umum PB Djarum 2025, Sigit Budiarto.
Menurutnya, 50 peserta yang lolos merupakan hasil observasi tim pelatih dan legenda bulutangkis selama lima hari penyaringan.
“Konsistensi menjadi hal penting karena untuk bisa bergabung dengan PB Djarum, peserta harus memenuhi standar yang kami tentukan antara lain memiliki teknik dasar bermain bulutangkis yang baik, kekuatan fisik, kesehatan, postur tubuh, mentalitas hingga karakter selama berada di asrama dan mengikuti program latihan,” kata juara dunia ganda putra 1997 itu.
Salah satu yang mencuri perhatian adalah Kadek Devandra Amertha asal Badung, Bali.
Baca Juga: Kejuaraan Dunia BWF 2025 Jadi Laga Perpisahan, Fadia/Lanny Target Bawa Pulang Medali
Turun di KU-12, ia memastikan tiket ke karantina setelah mengalahkan Raynard Foster Taygen dari Medan dengan skor 21-13 dan 21-18.
“Pastinya senang sekali karena ini pertama kali saya ikut Audisi Umum PB Djarum dan dapat Super Tiket yang membuat orang tua bangga. Saya sudah siap mengikuti babak karantina. Jauh dari orangtua memang agak sedih, tapi saya sudah bertekad untuk masuk PB Djarum,” ujar Devandra.
Cerita lain datang dari Nagita Nadila Posumah. Atlet asal Manado ini sejatinya terhenti di babak 32 besar KU-11 Putri.
Namun performanya menarik perhatian tim pencari bakat hingga diganjar Super Tiket jalur pilihan.
“Waktu kalah di pertandingan kemarin, aku sudah lapang dada. Mama juga bilang, masih bisa ikut tahun depan. Ternyata, aku dipilih oleh tim pencari bakat untuk bisa ikut karantina. Senang banget rasanya, cita-cita saya untuk masuk PB Djarum semakin dekat,” kata Nagita, yang mengidolakan Gloria Emanuelle Widjaja.
Sang ibu, Henny Anny Kaunang, mendukung penuh langkah putrinya meski harus berpisah sementara waktu.