Limbang Tacik Taa 2025: Laut Labuan Bajo Jadi Magnet Atlet Dunia

Arief Apriadi Suara.Com
Rabu, 24 September 2025 | 10:16 WIB
Limbang Tacik Taa 2025: Laut Labuan Bajo Jadi Magnet Atlet Dunia
Limbang Tacik Ta’a (@limbangtacik) kembali menyapa para pecinta olahraga renang di tahun 2025. Festival renang perairan terbuka yang digelar di surga tropis Labuan Bajo. [Istimewa]
Baca 10 detik
  • Edisi kedua Limbang Tacik Ta’a sukses digelar di Labuan Bajo, menarik atlet dari Eropa hingga Asia.
  • Elisei Stepanov asal Rusia dan Adinda Larasati Dewi Kirana tampil sebagai juara di kategori utama 10 km.
  • Acara ditutup dengan Sunset Sprint Race dan tarian tradisional Caci, menegaskan Labuan Bajo sebagai destinasi sport tourism kelas dunia.

Suara.com - Labuan Bajo kembali jadi pusat perhatian internasional. Festival renang perairan terbuka Limbang Tacik Ta’a 2025 sukses terselenggara untuk kali kedua, memadukan atmosfer kompetisi dan panorama laut tropis yang menakjubkan.

Ajang ini digelar di Ta’aktana, a Luxury Collection Resort & Spa milik PT Fortuna Paradiso Optima (FPO).

Ratusan peserta dari Inggris, Belanda, Rusia, Jepang, hingga Australia hadir, bukan hanya untuk beradu kecepatan, tetapi juga menikmati lintasan unik dari pantai Wae Rana menuju Pulau Bidadari.

Renaldus Iwan Sumarta, inisiator sekaligus Direktur Utama FPO, mengungkapkan kebanggaannya atas suksesnya penyelenggaraan tahun ini.

“Kami sangat bersyukur atas dukungan dari berbagai pihak serta antusiasme luar biasa dari para peserta. Bagi kami, Limbang Tacik Ta’a bukan sekadar ajang kompetisi—melainkan sebuah gerakan untuk merayakan laut sebagai ruang kehidupan, tempat kita kembali terhubung dengan alam dan menemukan kedamaian di Labuan Bajo,” ujarnya.

Rekor di Nomor 10.000 Meter

Salah satu sorotan utama adalah kategori 10 km yang baru ditambahkan tahun ini.

Elisei Stepanov dari Rusia tampil gemilang dengan catatan waktu 02:17:21, hanya unggul tipis dari dua rival terdekat, Mohammad Akbar Putra Taufik dan Semenov Denis.

Di sektor putri, bintang renang nasional Adinda Larasati Dewi Kirana menunjukkan kualitasnya.

Baca Juga: Berenang Seru di Hotel Swiss-Belinn Malang: Fasilitas Premium dengan Harga Wajar!

Peraih medali terbanyak di PON Papua 2021 ini menorehkan waktu 02:35:34, sekaligus memastikan dirinya sebagai juara utama.

Persaingan Sengit di 5.000 dan 2.000 Meter

Kategori 5 km juga tak kalah seru. Alexander Taraskin dan Bianca Marcon mendominasi kelompok usia 30–39, sementara Colin Wilbhy mencuri perhatian dengan finis di bawah dua jam meski turun di kategori 60+.

Di nomor 2 km, masa depan renang Indonesia terpancar lewat performa atlet muda.

Satria Chandra dan Fiorenza Elysia Ngera sukses menjadi juara junior usia 14–19 tahun, membuktikan potensi generasi penerus olahraga air di Tanah Air.

Kemenangan Elisei disertai kesan positif terhadap penyelenggaraan event.

“Acara ini terselenggara dengan sangat baik. Saya berharap dapat terus diadakan setiap tahun. Tahun depan, saya pasti akan hadir kembali dan turut mempromosikannya ke teman-teman serta tim saya—terutama para pecinta triathlon dan renang air terbuka,” katanya.

Sebagai penutup, atmosfer makin meriah lewat Sunset Sprint Race di area Jetty Ta’aktana, dilanjutkan Tari Caci dan seremoni kemenangan di Amphitheater Ta’aktana.

Race Director Omar Suryaatmadja menegaskan keberhasilan acara ini tak lepas dari dukungan sponsor utama Ta’aktana serta pengamanan ketat dari Lanal, KSOP, KKP, Basarnas, hingga Polairud.

“Kami ingin menjadikan laut sebagai panggung prestasi dan pengalaman tak terlupakan. Laut, budaya, dan semangat kompetisi berpadu dalam satu narasi: Dilaokku Kallumangku – My Ocean, My Life,” tutupnya.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI