- Pelatih Herry Iman Pierngadi menyebut perolehan sembilan gelar ganda putra Malaysia belum sepenuhnya mencerminkan kemajuan elite dunia.
- Faktor fisik menjadi penentu utama kemenangan pada level persaingan ganda putra internasional saat ini, menurut Herry.
- Fokus utama tim adalah menentukan kalender turnamen agar pemain siap secara fisik menuju target utama.
Suara.com - Pelatih ganda putra Malaysia, Herry IP, menilai peningkatan jumlah gelar juara belum sepenuhnya mencerminkan kemajuan sesungguhnya di level elite dunia. Menurut Herry, faktor fisik kini menjadi pembeda utama dalam persaingan ganda putra internasional.
Sepanjang musim ini, pasangan ganda putra Malaysia berhasil mengoleksi sembilan gelar dari rangkaian BWF World Tour maupun turnamen level bawah.
Jumlah tersebut meningkat signifikan dibandingkan musim lalu yang hanya menghasilkan lima gelar, sekaligus menandai konsistensi pada tahun penuh pertama Herry menangani sektor tersebut.
Keberhasilan itu tersebar di beberapa pasangan, termasuk tiga ganda yang kini menembus peringkat 10 besar dunia. Pasangan peringkat dua dunia, Aaron Chia dan Soh Wooi Yik, menjadi penyumbang terbesar dengan tiga gelar dari Kejuaraan Asia, Thailand Open, dan Singapore Open.
Sementara itu, pasangan peringkat lima dunia Man Wei Chong dan Tee Kai Wun mengamankan dua gelar lewat Indonesia Masters dan Malaysia Masters. Ganda pelapis Arif Junaidi dan Yap Roy King juga mencatat terobosan dengan menjuarai Macau Open Super 300.
Pasangan mantan juara dunia junior, Aaron Tai dan Kang Khai Xing, yang kini berada di peringkat 36 dunia, turut mencuri perhatian setelah merebut tiga gelar dari Malaysia Super 100, Syed Modi International Super 300, dan Guwahati Masters Super 100.
Meski demikian, Herry menegaskan bahwa dominasi di level tertinggi tidak lagi ditentukan oleh jumlah gelar semata, melainkan kesiapan fisik dan manajemen beban turnamen. Ia menjadikan pasangan Korea Selatan peringkat satu dunia, Kim Won Ho dan Seo Seung Jae, sebagai tolok ukur.
“Ketika level permainan sudah hampir sama, siapa pun yang berada dalam kondisi fisik lebih baik, dialah yang akan menang,” ujar Herry.
Ia menilai era saat ini menuntut pemain lebih selektif dalam mengikuti turnamen.
Baca Juga: Daftar 10 Wakil Indonesia di Malaysia Open 2026, Padukan Pemain Elite hingga Non Pelatnas
“Sekarang ini pemain tidak bisa lagi tampil di setiap turnamen. Kecuali pemain Korea, mereka berada di atas rata-rata,” kata Herry.
Penilaian tersebut diperkuat oleh pencapaian Won Ho dan Seung Jae yang meraih 11 gelar sepanjang musim ini, termasuk gelar juara dunia.
Herry menambahkan, aspek taktik tetap penting, namun tidak akan berjalan maksimal tanpa kondisi fisik yang prima. “Taktik memang penting, tetapi kalau kondisi tubuh tidak siap, sebaik apa pun rencana permainan tidak akan berarti,” ucapnya.
Karena itu, fokus utama tim saat ini adalah penentuan kalender turnamen.
“Fokus kami sekarang adalah memilih turnamen yang tepat dan memastikan para pemain datang dalam kondisi segar,” tutur Herry.
Musim baru ganda putra Malaysia akan dibuka pada Malaysia Cup Super 1000 di Bukit Jalil, 6–11 Januari. Herry berharap performa anak asuhnya terus meningkat dengan target utama pada All England 11–16 Maret, Kejuaraan Dunia di New Delhi 17–23 Agustus, serta Asian Games Aichi-Nagoya pada 19 September–4 Oktober.