Dengan sistem pemantaun arus lalu lintas terhubung teknologi komunikasi tersebut, lanjut Bima, ia bisa memantau setiap akhir pekan arus lalu lintas di Kota Bogor serta melakukan tindakan seperti pengaturan lampu lalu lintas secara otomatis melalui ruangan situasi yang telah tersedia.
"Jadi "Smart City ini intinya menggunakan teknologi memudahkan pelayanan kepada warga. Seperti adanya PPDB online, layanan pajak serta layanan rumah sakit," kata Bima.
Terkait politik anggaran dalam mewujudkan "Smart City" tersebut, lanjut Bima, akan diajukan pada tahun 2015 karena pada APBD Perubahan sudah tidak memungkinkan lagi dianggarkan.
Bima menambahkan, rencana mejadikan Bogor "Smart City" akan dibuat mudah, dengan bantuan konsultan, serta tim "Smart City" yang akan membuat model perencanaan anggarannya, bisa melalui kegiatan pertanggungjawaban sosial perusahaan, seperti Telkom atau perusahaan lain yang bisa menyediakan 100 CCTV atau model lainnya. (Antara)