Lulusan SMK Ciptakan Listrik dari Gelombang Laut

Ardi Mandiri Suara.Com
Senin, 26 Januari 2015 | 03:13 WIB
Lulusan SMK Ciptakan Listrik dari Gelombang Laut
listrik
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ia bercita-cita jika prototipe telah sempurna dan dipasang 100 unit saja di sepanjang pantai Padang, maka daya yang dihasilkan dapat mencapai 20 megawatt.

Sementara, kebutuhan listrik untuk Padang Sumbar hanya 30 Megawatt, artinya krisis energi listrik yang dialami selama ini terselesaikan dan untuk menyambungkan dengan jaringan PLN cukup melakukan koneksi dengan PLTA.

"Saya prihatin energi begitu banyak dibiarkan saja, kita negara maritim, negara kepulauan, energi berserakan di sekeliling, kita sibuk berdebat kusir soal subsidi BBM dan krisis listrik," katanya.

Ia juga berencana mengembangkan alat ini untuk dipasang di kapal nelayan sehingga tersedia sumber energi lsitrik yang lebih murah daripada diesel.

"Listrik yang ada di kapal dapat dimanfaatkan untuk mendinginkan ikan sehingga hasil tangkapan tetap segar," katanya.

Pendatang Haram Bagi Zamrisyaf, berkecimpung dalam dunia kelistrikan bukan hal baru, mengingat ia adalah salah seorang pegawai Perusahaan Listrik Negara yang baru saja pensiun pada 2014.

Kendati tidak memiliki pendidikan formal tentang listrik karena saat menempuh pendidikan di STM Zam mengambil jurusan mesin, sejak dulu ia mengaku punya minat yang tinggi terhadap listrik.

Berkat ketertarikannya itu, Zam berhasil menciptakan pembangkit listrik mikrohidro di kampungnya pada 1979 yang membuat ia terpilih sebagai salah seorang penerima Kalpataru pada 1983.

Namun, mikrohidro yang didirikannya bermasalah dengan pemerintah daerah sehingga Zam memutuskan menjadi pendatang haram ke Malaysia untuk bekerja sebagai kuli bangunan.

Enam bulan di Malaysia, ia bertemu dengan salah seorang wartawan Sinar Harapan yang kemudian mengusulkan Zam sebagai penerima Kalpataru atas karya minihidro di kampungnya.

Pada 1983, suami dari Erliza itu dianugerahi Kalpataru oleh pemerintah pusat, yang diterima oleh orang tuanya karena Zam masih di Malaysia.

Setelah menerima Kalpataru ia pun kembali ke kampung dan ditawari oleh Gubernur Azwar Anas kala itu untuk bersama-sama membangun Sumbar dengan bekerja di PLN hingga pensiun pada Oktober 2014.

Kendati telah memasuki masa pensiun, semangat dan tekadnya untuk berkarya terus meluap-luap, dengan memanfaatkan sumber daya alam yang begitu kaya dan melimpah, yang selama dibiarkan mubazir. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI