Studi kebiasaan judi pada monyet
Lebih dari 171.000 Dolar atau sekitar Rp2,2 miliar dihabiskan oleh sekelompok peneliti di University of Rochester untuk meneliti kebiasaan berjudi para monyet.
Mereka ingin memahami lebih dalam soal kehendak bebas manusia dan mencari tahu terapi terbaik untuk menangani kecanduan judi pada manusia. Hasilnya, diketahui bahwa "monyet suka sekali berjudi".
Tujuan lain dari studi ini adalah untuk mengetahui apakah monyet memiliki kepercayaan terhadap peruntungan baik. Hasilnya, kepercayaan semacam itu tidak ditemukan kecuali hanya dalam otak manusia.
Mengekstraksi vanila dari kotoran sapi
Mayu Yamamoto, seorang peneliti asal Jepang, tahu benar caranya membuat penelitian aneh. Ia berupaya keras mencari cara mengekstraksi vanillin dari kotoran sapi.
Hewan memamah biak seperti sapi memakan rumput dan menghasilkan kotoran yang mengandung lignin, senyawa kimia yang bisa dipakai untuk memproduksi vanila. Lignin banyak ditemukan di tanaman dan pepohonan.
Membuat vanillin dari vanila menelan biaya dua kali lebih mahal ketimbang membuat vanillin dari kotoran sapi. Selain itu, cara ini dinilai cukup menguntungkan bagi lingkungan. Pasalnya, kotoran sapi bisa diolah menjadi produk lain selain pupuk.
Betapapun canggihnya metode yang dipakai Yamamoto, banyak orang yang enggan menggunakan produk vanila dari ekstrak kotoran sapi. Penyebabnya, apalagi jika bukan karena orang sudah tahu dari bahan apa vanila itu berasal.
Tapi, ada juga yang tak ragu menggunakan vanila buatan Yamamoto. Adalah sebuah toko es krim di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat yang mempertaruhkan reputasinya dengan berani mempergunakan produk si ilmuwan Jepang. Mereka menamakannya Yum-A-Moto Vanilla Twist.
BERITA MENARIK LAINNYA:
Ibunda Benarkan Video Bugil Chelsea Islan
Bocah yang Tertembak Senjata Tentara Ternyata Sakit Kanker Tulang