Salah satu ahli epidemiologi AS terkemuka mengatakan bahwa Remdesivir menawarkan 'harapan' tetapi 'tidak akan menjadi obat rumahan'.

Tetapi bagi Gilead, studi ini dihentikan karena rendahnya pendaftaran pasien dan mengatakan hasil uji coba utama pemerintah AS akan dirilis bulan depan. Penelitian ini dirancang untuk untik menguji kenampuan Remdesivir dalam mendeteksi tingkat keparahan penyakit.
Profesor Martin Landray, pemimpin studi di Oxford, mengatakan bahwa Remdisivir mungkin akan menjadi pilihan dokter untuk melawan virus, karena mereka belum punya alternatif lain, sehingga ini menjadi solusi untuk meminimalkan angka kematian karena virus corona.
"Tidak mungkin kita akan mendapatkan obat ajaib yang akan melumpuhkan infeksi. Sekalipun Anda menemukan obat yang mengurangi angka kematian hingga seperlima, itu berarti kita bisa menyelamatkan sekitar 4.000 nyawa di Inggris," tandasnya.