Trump Keluarkan Dekrit, Twitter Beri Balasan Telak

Liberty Jemadu Suara.Com
Jum'at, 29 Mei 2020 | 21:07 WIB
Trump Keluarkan Dekrit, Twitter Beri Balasan Telak
Presiden AS, Donald Trump. [AFP/Saul Loeb]

Beberapa pengamat di AS melihat bahwa dekrit Donald Trump itu tidak memiliki kekuatan, karena tidak mengubah undang-undang federal di AS dan memang hanya sebuah bentuk drama politik.

Buktinya Trump sendiri, setelah uring-uringan dan mengluarkan dekrit, masih bercuap-cuap di Twitter. Ia memiliki follower sekitar 80 juta orang.

Beberapa cuitannya hari ini adalah soal demonstrasi berujung bentrok di Minneapolis, AS. Demonstrasi itu digelar sebagai protes atas pembunuhan George Floyd, seorang warga kulit hitam, oleh polisi setempat.

Dalam cuitannya itu Trump memperingatkan pada demonstran bahwa ia akan mengerahkan militer protes di wilayah itu semakin tak terkendali.

"Ketika penjarahan dimulai, penembakan akan dimulai," tulis Trump. Sejumlah analis yakin kata-kata itu dikutip sang presiden dari Walter Headley, mantan kepala polisi Miami dikenal kontroversial karena memicu huru-hara rasialis di wilayah tersebut pada dekade 1960an.

Dua jam setelah cuitan itu mengudara, Twitter langsung menyembunyikannya. Jika akun Trump dibuka, cuitan itu tak muncul dan ditutupi oleh pengumuman berbunyi, "Tweet ini melanggar Aturan Twitter soal mengagungkan kekerasan. Akan tetapi, Twitter menilai bahwa tweet ini masih dapat dibaca karena merupakan bagian dari kepentingan publik."

Kembali kena sanksi dari Twitter, Trump kembali mengamuk di, tentu saja, Twitter. Ia menuding bahwa Twitter sebagai perusahaan prokomunis, perpanjangan tangan China, dan Partai Demokrat. Semua tudingan itu belum bisa ia buktikan. [The Guardian/NPR/CBC]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI