Covid-19: Apakah Pandemi Turut Berkontribusi dalam Perusakan Hutan Tropis?

BBC Suara.Com
Selasa, 09 Juni 2020 | 13:15 WIB
Covid-19: Apakah Pandemi Turut Berkontribusi dalam Perusakan Hutan Tropis?
[BBC].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Yang kedua adalah bahwa orang yang tinggal di daerah pedesaan mengalami peningkatan tekanan ekonomi dan dipaksa untuk bergantung pada alam untuk makanan dan pendapatan.

Dalam beberapa kasus, seperti Madagaskar dan Kamboja, ada migrasi dari kota ke desa yang besar karena sebagian orang kehilangan pekerjaan di kota atau kembali ke rumah untuk bersama keluarga mereka selama karantina, yang kemudian memberikan tekanan ekstra pada lingkungan setempat.

"Apa yang membuatku khawatir adalah bahwa kita melihat tren yang muncul ini, dan mereka tidak akan terbalik ketika Covid-19 langkah yang diangkat karena mereka terkait dengan faktor ekonomi," kata Troeng.

"Jadi antisipasi saya adalah bahwa kita harus berurusan dengan ini untuk beberapa bulan dan tahun ke depan."

Konflik dan patogen

Penghancuran hutan tropis diyakini memiliki konsekuensi yang buruk.

Bagi masyarakat adat dan komunitas lain yang tinggal di sana, itu berarti kehancuran cara hidup mereka dan dapat menyebabkan konflik dengan para penjahat yang melanggar di wilayah mereka.

Penelitian juga menunjukkan bahwa menghancurkan ekosistem hutan tropis menimbulkan kemungkinan patogen baru melompat dari hewan ke manusia.

Hal itu juga mengancam kemampuan kita menghadapi perubahan iklim, mengingat hutan tropis merupakan komponen kunci dalam menyerap karbon dioksida dari atmosfer.

Baca Juga: Pameran Otomotif Ditunda Akibat Pandemi, Pergelaran Satu Ini Jalan Terus

Kerugian Amazon

Salah satu keprihatinan terbesar saat ini adalah Amazon di Brasil, yang mengalami peningkatan deforestasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, peningkatan penambangan ilegal di wilayah adat dan perluasan kasus Covid-19 di suku Amazon.

Brasil melaporkan kasus pertama Covid-19 pada 28 Februari, tetapi sementara sebagian besar aktivitas ekonomi berhenti, tidak demikian halnya dengan deforestasi.

Pada bulan April, pengrusakan hutan hujan meningkat 64%, dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, menurut lembaga penelitian luar angkasa negara itu, INPE.

Dalam empat bulan pertama di 2020, kehancuran hutan hujan naik sebesar 55%, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, melenyapkan wilayah seluas 1.202 kilometer persegi.

"Apa yang kita lihat pada deforestasi adalah bahwa orang tidak takut karena mereka tampaknya berpikir 'pemerintah terganggu dengan krisis kesehatan ini, mereka tidak akan memperhatikan kita'," kata Ane Alencar, direktur ilmu organisasi lingkungan Brasil, IPAM.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI