Johnson sendiri dalam beberapa wawancara membantah telah menjadi pemicu perlawanan, tetapi banyak orang melihat ia berada di barisan depan dalam bentrokan dengan polisi.
Kerusuhan itu sendiri berlangsung selama beberapa hari. Setelah mereda, munculah organisasi-organisasi yang memperjuangkan hak-hak kelompok minoritas gender di AS termasuk Gay Liberation Front dan Gay Activist Alliance.
Setahun kemudian, pada ulang tahun pertama kerusuhan Stonewall, ribuan orang berpawai di New York, Los Angeles, dan Chicago. Pawai-pawai ini kemudian menjadi ajang yang digelar rutin setiap tahun di berbagai belahan dunia.
Johnson sendiri kemudian menjadi aktivis AIDS dan turut mendirikan Gay Liberation Front serta Street Transvestite Action Revolutionaries untuk membantu komunitas transgender muda di Manhattan, New York.
Tetapi kehidupan pribadi Johnson sendiri boleh dibilang penuh kemalangan. Ia sering kali tidak memiliki tempat tinggal dan demi bertahan hidup ia menjadi pekerja prostitusi. Ia juga berkali-kali dirawat di rumah sakit jiwa karena depresi.
Marsha P Johson wafat pada 1992 di usia 46 tahun. Jasadnya ditemukan mengambang di Sungai Hudson pada 6 Juli dan polisi mengatakan ia meninggal dunia karena bunuh diri. Pada 2012 polisi New York kembali membuka penyelidikan atas kematiannya dan menduga ia meninggal karena dibunuh.