Peningkatan energi ini akan mempengaruhi permukaan planet, mempercepat pelapukan batuan silikat seperti basal dan granit.
Para peneliti berpendapat bahwa ini akan mengurangi jumlah karbon dioksida di atmosfer karena karbon dioksida menyerap panas dan rusak.
Pada akhirnya, tumbuhan dan organisme fotosintesis lainnya tidak akan memiliki cukup karbon dioksida untuk menghasilkan oksigen, sehingga menghabiskan gas vital ini di atmosfer.

"Salah satu akibatnya adalah penurunan terus-menerus dalam tingkat karbon dioksida di atmosfer dan pemanasan global pada skala waktu geologi. Memang, secara umum biosfer Bumi diperkirakan akan berakhir dalam dua miliar tahun mendatang karena kombinasi dari panas berlebih dan kelangkaan karbon dioksida untuk fotosintesis," tambah Ozaki.
Jika benar, para ahli memperkirakan, tingkat oksigen di atmosfer juga pada akhirnya akan menurun. Namun, masih belum jelas kapan dan bagaimana hal itu terjadi.
Estimasi baru ini tidak hanya berdampak pada kehidupan di Bumi, tetapi juga dapat memandu pemahaman para ahli tentang kehidupan di planet lain.