Tersegel 600 Tahun, Ilmuwan Buka dan Baca Surat Era Renaisans Pertama Kali

Rabu, 03 Maret 2021 | 16:30 WIB
Tersegel 600 Tahun, Ilmuwan Buka dan Baca Surat Era Renaisans Pertama Kali
Surat Era Renaisans. [Eurekalert]

Suara.com - Para ilmuwan membuka dan membaca surat yang ditulis pada era Renaisans secara digital menggunakan sinar-X. Surat yang ditemukan di bagasi abad ke-17 di Den Haag tersebut berasal lebih dari 600 tahun lalu, di mana seseorang melipatnya dengan rumit dan menyegel surat yang tidak pernah dikirim itu.

Selama berabad-abad sebelum surat ditemukan, surat itu dilindungi dari pengintaian melalui teknik pelipatan rumit yang disebut "letterlocking", yang mengubah surat menjadi amplop amannya sendiri.

Namun, surat terkunci yang bertahan hingga saat ini sangat rapuh dan hanya dapat dibuka secara fisik dengan memotongnya menjadi beberapa bagian.

Metode sinar-X yang baru menawarkan cara alternatif kepada para ahli sehingga tim ilmuwan dapat mempertahankan bentuk lipatan asli dari kemasan surat.

Untuk pertama kalinya, para ilmuwan menerapkan metode ini pada surat-surat yang "terkunci" dari periode Renaisans, yang disimpan di bagasi dan menjadi koleksi museum pos Belanda di Den Haag sejak 1926.

Isi bagasi mencakup lebih dari 3.100 surat yang belum terkirim, sebanyak 557 surat di antaranya belum dibuka dan masih tersegel.

Surat Era Renaisans. [Nature Communication]
Surat Era Renaisans. [Nature Communication]

Dikenal sebagai Brienne Collection, surat-surat itu ditulis dalam bahasa Belanda, Inggris, Prancis, Italia, Latin, dan Spanyol.

Anehnya, begitu surat mencapai Den Haag, surat-surat itu tidak pernah dikirim ke penerima yang dituju dan malah disimpan seorang kepala pos bernama Simon de Brienne. Alasan mengapa ia melakukan hal itu masih tidak diketahui.

Surat yang terkunci menggunakan mekanisme berbeda untuk tetap tertutup rapat, termasuk lipatan, gulungan, celah, lubang, dan perekat.

Baca Juga: Lebih dari 87 Ribu Penelitian Covid-19 Diterbitkan Sejak Pandemi Dimulai

Untuk menembus lapisan kertas yang terlipat, para ahli menggunakan pemindai mikrotomografi sinar-X yang direkayasa di laboratorium penelitian gigi di Queen Mary University of London (QMU).

Awalnya, pemindai itu digunakan untuk memindai gigi dalam penelitian dan sengaja dibuat sangat sensitif sehingga dapat memetakan kandungan mineral pada gigi. Rupanya, sensitivitas tinggi ini juga dapat memindai jenis tinta tertentu di kertas dan perkamen.

"Anggota tim lainnya kemudian mengambil gambar pindaian kami dan mengubahnya menjadi huruf yang dapat mereka buka secara virtual dan dibaca untuk pertama kalinya," kata David Mills, manajer fasilitas mikrotomografi sinar-X di QMU, seperti dikutip dari Live Science, Rabu (3/3/2021).

Dari hasil pemindaian, tim ahli membuat rekonstruksi digital 3D huruf dan menciptakan algoritma komputasi yang menguraikan teknik melipat canggih sehingga huruf dapat terbaca secara virtual.

Terungkap bahwa surat tersebut ditulis pada 31 Juli 1697 oleh seorang lelaki bernama Jacques Sennacques kepada sepupunya Pierre Le Pers, yang tinggal di Den Haag.

Sennacques adalah profesional hukum di Lille, Prancis, meminta sertifikat kematian resmi untuk seorang kerabat bernama Daniel Le Pers. Para ilmuwan menduga itu mungkin terkait dengan masalah warisan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI