"Kami biasanya menganalisis puing-puing radioaktif dan gas untuk memahami bagaimana senjata dibuat atau bahan apa yang dikandungnya, tetapi semua itu bisa membusuk. Sebuah quasicrystal yang terbentuk di lokasi ledakan nuklir ... [akan] ada selamanya," jelas dia, dilansir laman Livescience, Senin (24/5/2021).
Menurut Wallace, ketika Gadget plutonium meledak pada 16 Juli, bola api yang dihasilkan lebih panas dari matahari Bumi.
Panas dan kekuatan ledakan ini begitu kuat sehingga menara uji logam dan pasir di sekitarnya melebur menjadi kaca jenis baru, yang kemudian dinamai trinitite.
Kebanyakan sampel trinitite berwarna hijau, seperti botol kaca pucat.
Tetapi sampel yang lebih jarang berwarna merah, mungkin karena mengandung lebih banyak tembaga dan logam lain dari menara uji dan peralatan perekam di lokasi.
![Uji coba nuklir pertama bernama sandi Trinity. [Lanl]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/05/24/50934-uji-coba-nuklir-pertama-bernama-sandi-trinity.jpg)
Dalam studi baru mereka, Wallace dan rekan-rekannya memeriksa spesimen trinitite merah di bawah mikroskop elektron, secara khusus mengamati "gumpalan" logam yang mungkin mengandung kristal.
Dalam sampel ini, tim mendeteksi kuasikristal lima sisi dengan struktur atom yang belum pernah terlihat di Bumi sebelumnya.
Kristal tersebut sebagian besar dibuat dari silikon pasir gurun, tetapi juga mengandung tembaga dalam jumlah yang cukup tinggi, ditambah beberapa zat besi dan kalsium.
"Kristal itu luar biasa dalam kompleksitasnya," kata Wallace.
Baca Juga: Ngeri! Cincin Kristal Berusia 370 Tahun Ditemukan, Bukti Pemenggalan Kepala
Namun, satu hal yang jelas adalah quasicrystal ini memiliki asal yang "tidak salah lagi", berdasarkan komposisi, radioaktivitas dan lokasi penemuannya.