Waspada! Krisis Chip Global, Banyak Komponen Palsu Beredar

Selasa, 15 Juni 2021 | 13:00 WIB
Waspada! Krisis Chip Global, Banyak Komponen Palsu Beredar
Ilustrasi chip. [Слава Вольгин/Pixabay]

Biasanya, penipu menggunakan salah satu dari dua metode untuk membuat produk palsu.

Ilustrasi microchip. [Shutterstock]
Ilustrasi microchip. [Shutterstock]

Mereka dapat mengkloning, menciptakan sepenuhnya dari awal, mendaur ulang komponen dari limbah elektronik, menghilangkan bukti bahwa itu komponen lama, hingga membersihkan bagian dan mengemasnya agar tampak baru.

Dengan demikian, produk daur ulang atau palsu tersebut mungkin dapat memenuhi standar kualitas dasar.

Namun, ini tidak didasarkan pada proses pengujian atau kriteria yang mana produsen chip asli menginvestasikan waktu dan uangnya.

Alhasil, komponen tersebut pasti akan rusak setelah beberapa waktu atau dalam kondisi tertentu.

Itu bisa menjadi masalah besar bagi perusahaan yang membelinya untuk memproduksi produk mereka.

Meski begitu, masalah komponen ilegal ini diyakini tidak akan berpengaruh untuk perusahaan teknologi raksasa yang memiliki ketergantungan kuat pada produsen semikonduktor.

Biasanya, mereka hanya akan membeli komponen langsung dari produsen.

Sebagai informasi, pandemi Covid-19 membuat banyaknya lonjakan permintaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Baca Juga: Duh! Lonjakan Covid-19 di Asia, Disebut Perburuk Krisis Chip Global

Banyak dari perusahaan ataupun konsumen individu yang ramai-ramai membeli PC, smartphone, tablet, hingga konsol game.

Alhasil, produsen pun memerlukan semikonduktor dalam jumlah besar. Semikonduktor ini merupakan komponen kecil yang berfungsi sebagai otak bagi perangkat elektronik.

Ilustrasi barang elektronik. [StockSnap/Pixabay]
Ilustrasi barang elektronik. [StockSnap/Pixabay]

Sayangnya, produksi chip semikonduktor ini belum mampu menangani lonjakan permintaan.

Hal ini kemudian berdampak pada kelangkaan perangkat yang muncul di sejumlah industri, mulai dari elektronik hingga otomotif.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI