Waduh! NASA Ungkap Panas Bumi Berlipat Ganda

Dythia Novianty | Lintang Siltya Utami
Waduh! NASA Ungkap Panas Bumi Berlipat Ganda
Ilustrasi panas Bumi. [Shutterstock]

Ketidakseimbangan energi saat ini berada di 0,3 persen, yang berarti Bumi menerima lebih banyak panas daripada yang dikeluarkan kembali ke luar angkasa.

Suara.com - Keseimbangan energi Bumi meningkat dua kali lipat antara 2005 dan 2019.

Energi Bumi dapat dilihat sebagai jumlah energi radiasi Matahari yang diterima planet versus jumlah energi inframerah termal, yang dipancarkan kembali oleh Bumi ke luar angkasa.

Namun, gas rumah kaca telah mengubah ini dan menjebak lebih banyak energi serta membuat suhu rata-rata planet lebih tinggi.

Ketidakseimbangan energi saat ini berada di 0,3 persen, yang berarti Bumi menerima lebih banyak panas daripada yang dikeluarkan kembali ke luar angkasa.

Baca Juga: Fakta Unik dari Vespa, Apa Itu? Mulai dari Simbol Gaya Hidup dan Kebebasan

NASA dan Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) mengukur energi ini dengan cara yang berbeda.

NASA menggunakan rangkaian sensor satelit Clouds and the Earth's Radiant Energy System (CERES), yang dapat memberikan gambaran global.

Panas Bumi berlipat ganda. [NASA]
Panas Bumi berlipat ganda. [NASA]

Sementara NOAA memiliki Argo yang mampu memperkirakan seberapa cepat lautan memanas.

Dalam temuan baru yang diterbitkan dalam Geophysical Research Letters, menunjukkan tidak hanya energi.

Tapi, juga terjadi peningkatan karbon dioksida, metana, dan emisi gas berbahaya lainnya yang menjebak panas di atmosfer Bumi dan menangkap radiasi yang seharusnya lolos ke luar angkasa.

Baca Juga: Earth Hour, Gerakan Mematikan Lampu selama 1 Jam dan Manfaatnya untuk Bumi

"Selama periode tersebut, hal ini mengarah pada perubahan yang cukup besar dalam ketidakseimbangan energi Bumi. Besarnya peningkatan belum pernah terjadi sebelumnya," kata Norman Loeb, peneliti utama CERES di Langley Research Center NASA.

Untuk mengetahui jumlah energi yang diserap Bumi dalam 14 tahun terakhir, tim ahli mengatakan bahwa itu setara dengan 7,67 miliar orang di Bumi yang menggunakan 20 ceret listrik sekaligus atau setara dengan empat ledakan per detik, dari bom atom di Hiroshima.

Dilansir dari IFL Science, Senin (21/6/2021), ada banyak faktor, baik alam maupun manusia yang berkontribusi terhadap ketidakseimbangan energi.

Kota Hiroshima setelah diterjang bom atom. (upi.com)
Kota Hiroshima setelah diterjang bom atom. (upi.com)

Tetapi, jika perangkap energi tidak dikurangi, iklim di Bumi akan semakin berubah.