Studi ini juga menegaskan bahwa daerah di mana bahan bangunan tersedia, juga cenderung memiliki lebih banyak makam dan bahwa faktor lingkungan, seperti topografi lanskap, juga dapat mempengaruhi lokasi makam.
![Pemakaman Islam abad pertengahan. [PLOS ONE]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/07/08/89043-pemakaman-islam-abad-pertengahan.jpg)
Wilayah Kassala dihuni oleh orang-orang Beja, banyak dari mereka masih menjalani gaya hidup seminomaden, kata tim tersebut dalam artikel jurnal.
"Cluster lokal kemungkinan besar adalah kuburan suku/keluarga orang Beja," tulis tim dalam artikel tersebut.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan lokasi yang tepat dari makam "induk".
Selain itu, juga dapat mengungkap siapa yang dimakamkan di makam induk ini dan apa yang membuatnya begitu istimewa.
Para sarjana yang tidak berafiliasi dengan penelitian mengatakan metode dan temuan tim itu menarik.
"Pendekatan ini sangat cocok untuk penyelidikan kelompok nomaden, yang tersebar di wilayah yang luas," kata Derek Welsby, asisten penjaga (mirip dengan kurator) di British Museum yang telah melakukan penelitian arkeologi ekstensif di Sudan.
"Teknik kosmologis digunakan tim tampak cukup menarik dan berpotensi berharga untuk gudang metode statistik arkeologi yang sudah cukup besar untuk mendapatkan wawasan tentang pengembangan lanskap seperti ini," kata David Wheatley, seorang profesor arkeologi di University of Southampton di Inggris.
![Pemakaman Islam abad pertengahan. [PLOS ONE]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/07/08/10034-pemakaman-islam-abad-pertengahan.jpg)
Dilansir laman Livescience, Kamis (8/7/2021), ini juga memberikan informasi tentang sejarah orang-orang yang tinggal di sana.
"Para sarjana modern mengandalkan referensi yang tersebar dalam teks-teks sastra untuk menulis sejarah Beja, dan hasilnya tidak memuaskan," kata Ruffini, yang telah melakukan penelitian ekstensif ke Sudan abad pertengahan.
Baca Juga: Berbau Mistik! Tongkat Dukun Berbentuk Ular dari 4.400 Tahun Lalu Ditemukan