Kelamaan Tatap Laptop, Kaspersky: Mayoritas Anak-Anak Suka Pembelajaran Tatap Muka

Dythia Novianty Suara.Com
Selasa, 03 Agustus 2021 | 15:33 WIB
Kelamaan Tatap Laptop, Kaspersky: Mayoritas Anak-Anak Suka Pembelajaran Tatap Muka
Ilustrasi anak sedang belajar di kelas. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Berdasarkan penelitian kami, satu dari setiap lima keluarga, secara global, mengatakan bahwa kurikulum sepenuhnya disesuaikan dengan kondisi terbaru," kata Andrey Andrey Sidenko, Head of Online Child Safety Department di Kaspersky.

Dia menambahkan, meskipun cara offline masih merupakan bentuk pendidikan sekolah paling efektif, penting untuk memperkenalkan berbagai elemen digital dan interaktif ke dalam proses pendidikan.

Data Kaspersky juga menunjukkan, mata pelajaran yang paling sulit dipahami oleh anak-anak di kawasan Asia Pasifik selama pembelajaran jarak jauh adalah eksakta dan ilmu alam.

Meliputi matematika (48 persen), kimia (28 persen), fisika (25 persen), dan biologi (25 persen).

Tren ini juga hampir sama ditunjukkan pada wilayah lain secara global.

Sedangkan sebanyak 68 persen orang tua di kawasan Asia Pasifik menyatakan tidak ingin melanjutkan format pembelajaran ini setelah pandemi.

Belajar Online di Rumah. (Shutterstok)
Belajar Online di Rumah. (Shutterstok)

Alasan utamanya adalah kekhawatiran tentang anak-anak yang menghabiskan terlalu banyak waktu di depan layar (68 persen) dan penurunan kualitas pendidikan secara umum (48 persen).

"Pembelajaran jarak jauh selama pandemi nyatanya telah membuat semua orang yang terlibat mengalami cukup rasa stres dan kelelahan, baik itu terhadap anak-anak, orang tua, dan guru.

"Bahkan orang dewasa sekalipun tidak selalu membuat keputusan yang tepat untuk membantu mempermudah kehidupan anak-anak mereka karena mereka juga beradaptasi dengan format baru," kata komentar Chris Connell, Managing Director Asia Pasifik di Kaspersky.

Baca Juga: Sejumlah 29 Sekolah Belajar Tatap Muka Saat PPKM, LaporCovid Minta Pemda Beri Sanksi Tegas

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI