Menurut pemindaian mikro-CT, embrio tersebut hampir 85 persen berkembang dan tampak bagian kulit telur rusak, kemungkinan besar kura-kura itu mencoba untuk menetas tetapi gagal.
Berbeda dengan telur dinosaurus yang lebih umum ditemukan, telur kura-kura dari zaman dinosaurus lebih jarang ditemukan dalam bentuk fosil. Sehingga temuan ini menarik perhatian para ilmuwan.