Duh! Telegram Disebut Makin Banyak Dimanfaatkan Hacker

Senin, 20 September 2021 | 12:40 WIB
Duh! Telegram Disebut Makin Banyak Dimanfaatkan Hacker
Telegram. [Christian Wiediger/Unsplash]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah laporan baru mengatakan bahwa ada peningkatan kejahatan siber melalui Telegram. Peningkatan itu terjadi setelah banyak pengguna yang beralih ke Telegram karena kebijakan WhatsApp.

Laporan ini dideteksi oleh Financial Times dan kelompok intelijen siber, Cyberint. Mereka menyebut bahwa ada peningkatan 100 persen pada penggunaan Telegram untuk kejahatan siber.

Dikutip dari Engadget, Senin (20/9/2021), hal ini disebabkan lantaran banyak pengguna yang ramai-ramai beralih dari WhatsApp ke Telegram setelah perubahan kebijakan privasi.

Saat itu, WhatsApp memaksa pengguna agar menerima kebijakan baru, di mana percakapan mereka bisa dibaca oleh perusahaan pusat, Facebook.

Kebijakan ini akhirnya membuat pengguna WhatsApp protes dan ramai-ramai mengancam untuk pindah platform pesan lain seperti Telegram dan Signal.

Meskipun pada akhirnya, WhatsApp memberikan klarifikasi bahwa Facebook tetap tidak bisa membaca isi percakapan.

Ilustrasi WhatsApp. (Unsplash)
Ilustrasi WhatsApp. (Unsplash)

Para peneliti itu menemukan terdapat jaringan besar peretas yang membagikan dan menjual data di channel yang berisikan puluhan ribu anggota.

Frekuensi 'email;pass' dan 'combo' disebut dalam aplikasi setahun terakhir dan meningkat empat kali lipat.

Kemudian sejumlah dump data yang beredar di aplikasi berisi 300 ribu hingga 600 ribu kombinasi email dan password untuk game dan layanan email.

Baca Juga: Soal Telegram Kapolri, Anggota DPR: Tak Boleh Ada Lagi Polisi Represif

Bahkan, hacker tersebut juga menjual informasi keuangan seperti nomor kartu kredit, salinan paspor, hingga alat yang digunakan untuk melakukan peretasan (hack).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI