Peneliti AS: NU Prakarsai Reformasi Citra Islam di Dunia

Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 07 Oktober 2021 | 06:15 WIB
Peneliti AS: NU Prakarsai Reformasi Citra Islam di Dunia
Logo Nahdlatul Ulama
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Baik NU maupun Muhammadiyah menghormati prinsip-prinsip ini. Muhammadiyah adalah organisasi Islam terbesar kedua di Indonesia, yang juga memiliki puluhan juta pengikut. Kedua organisasi ini sering bekerja sama melawan kelompok Islam radikal.

Robert Hefner, seorang cendikiawan Amerika di bidang Indonesia, mendokumentasikan dalam bukunya yang terbit tahun 2000 bagaimana NU dan Muhammadiyah memberikan kontribusi penting bagi demokratisasi negara pada akhir 1990-an. Selama proses ini, pemimpin NU Abdurrahman Wahid atau Gus Dur menjadi presiden pertama Indonesia yang terpilih secara demokratis pada 1999.

Gus Dur, yang meninggal pada 2009, juga meninggalkan warisan agama. Selama penelitian saya, perwakilan NU - seperti Gus Yahya dan Holland Taylor - berulang kali menyebut gagasan reformis Gus Dur sebagai sumber utama inspirasi Islam Kemanusiaan.

Islam intoleran di Indonesia

Tidak semua teori dan praktik Islam di Indonesia toleran terhadap keberagaman. Provinsi Aceh, misalnya, telah menegakkan aturan hukum pidana Islam tertentu, termasuk hukuman cambuk bagi mereka yang menjual atau minum alkohol.

Contoh lain dari intoleransi agama dan politik adalah hukum penistaan agama, yang mengirim Gubernur Jakarta yang beragama Kristen dan keturunan Tionghoa, Basuki Tjahaja Purnama, ke penjara selama 20 bulan pada 2017-2018 akibat pernyataan tentang sebuah ayat dalam Al-Qur'an.

Pada Januari 2021, kisah seorang siswa perempuan Kristen yang dipaksa oleh kepala sekolah untuk mengenakan jilbab menjadi viral di Facebook. Dua minggu setelahnya, pemerintah Indonesia menanggapi kejadian itu dengan sebuah keputusan untuk melarang sekolah negeri mewajibkan pakaian keagamaan apa pun.

Singkatnya, ada tarik-menarik antara interpretasi Islam intoleran dan toleran di Indonesia. Bahkan di dalam NU, ada perbedaan pendapat antara para konservatif dan reformis.

Meski demikian, reformis NU menjadi lebih berpengaruh. Salah satu contohnya adalah Menteri Agama saat ini, Yaqut Cholil Qoumas, seorang tokoh NU dan adik dari Gus Yahya. Dia adalah salah satu dari tiga menteri yang menandatangani keputusan bersama yang melarang kewajiban seragam keagamaan pada siswa pada Februari.

Baca Juga: Kiai Sepuh Jatim Dorong Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama Digelar Tahun Ini

Gerakan Islam Kemanusiaan NU mungkin penting untuk mempromosikan toleransi di antara pemeluk Islam di Indonesia. Tapi apakah hal ini bisa selaras dengan kondisi di luar Indonesia?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI