Sebagian besar smartphone unggulan Oppo dan Xiaomi menggunakan chipset Snapdragon kelas atas dari Qualcomm.
![Qualcomm. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2018/07/31/51254-qualcomm.jpg)
Eric Tseng, analis utama di Isaiah Research, mengatakan kepada Nikkei Asia bahwa perlombaan pembuat smartphone untuk menggunakan prosesor mereka sendiri memiliki risiko tertentu.
Menurutnya, chip tersebut mungkin tidak berkinerja seandal penawaran standar dari pemasok yang sudah mapan.
"Itulah mengapa kami tidak melihat banyak pemain berani menggunakan prosesor seluler mereka sendiri, dan mengapa kebanyakan dari mereka mulai mengembangkan chip pemrosesan sinyal gambar terlebih dahulu," jelasnya.
Menurut Brady Wang, seorang analis Counterpoint, bagi sebagian besar pembuat smartphone, memiliki prosesor seluler mereka sendiri membawa dua manfaat utama, diferensiasi dan kontrol rantai pasokan yang lebih baik.
"Jika semua orang menggunakan chipset Qualcomm untuk ponsel andalan, maka sangat sulit untuk mengklaim bahwa Anda memiliki kinerja dan produk yang unik," katanya.
"Sementara itu, Anda harus bersaing untuk alokasi chip dan sumber daya dengan pesaing Anda selama masa kekurangan, dan tidak memiliki visibilitas langsung dari rantai pasokan chip Anda."
Tetapi beberapa upaya chip internal telah membuahkan hasil sejauh ini, tambah Wang.
"Kami masih belum melihat kasus yang sangat sukses mengikuti Apple, Huawei dan Samsung," katanya.
Baca Juga: Video Promo Beredar, Oppo K9s Bawa Tiga Varian Warna Ini
Oppo menolak mengomentari kemajuan pengembangan chip spesifiknya tetapi mengatakan strategi inti perusahaan adalah membuat produk yang bagus.
![Perbedaan Oppo Reno6 5G dan Reno6 Pro 5G terletak pada 7 komponen. [Oppo Indonesia]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/08/19/22797-oppo-reno6-5g.jpg)
"Setiap investasi R&D adalah untuk meningkatkan daya saing produk dan pengalaman pengguna," kata Oppo kepada Nikkei Asia, Kamis (21/10/2021).