Akhirnya, selama periode serupa, air laut melahap daratan di kedua pulau tersebut. Angkanya masing-masing sebesar 3.178 m2 per tahun dan 3.409 m2 per tahun tahun selama 1993-2009.
Hasil riset sementara (belum dipublikasi) yang dilakukan oleh tim peneliti lainnya dari Departemen Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat menemukan sekitar lima pulau terluar Indonesia mengalami penurunan luasan. Pengurangan mulai dari 0.005 km2 hingga 0.09 km2 selama kurun waktu 10 tahun.
Perubahan luasan tersebut didapatkan melalui analisis piksel sejumlah citra satelit yang menggambarkan perbatasan pasir dan laut di suatu pulau. Gambaran ini kemudian dikonversi menjadi titik-titik yang terhubung satu sama lain (polygon) lalu dhihitung menggunakan field calculator.
Sedangkan di Pulau Miangas (seluas 3,2 km2) – terletak di perbatasan Indonesia dan Filipina – mengalami penurunan luasan 0.2% dari total wilayahnya sejak tahun 2004 atau sekitar 0.02 km2/tahun.
Kemudian, pulau Sekatung (seluas 1,65 km2) yang berada di Laut Natuna Utara, Kepulauan Riau, juga mengalami penurunan luasan sebesar 0.66 km2/tahun. Lalu Pulau Berhala yang terletak di selat Malaka turut mengalami penurunan luasan sebesar 0.002 km2/tahun.
Kawasan timur Indonesia juga tak lepas dari risiko ini. Seperti di Pulau Workbondi seluas 1,62 km2 di sebelah utara teluk Cenderawasih; Papua, mengalami penurunan luasan 0.004 km2/tahun.
Di Laut Jawa, Pulau Candikian dan Pulau Gosong di Indramayu, Jawa Barat juga nyaris tenggelam, luasannya hanya bersisa beberapa meter persegi dengan ketinggian daratan tidak lebih dari 2 meter.
Sementara itu, di pulau Biawak yang juga berlokasi di perairan Indramayu terjadi penurunan luasan sebesar 0.22 km2/tahun. Kami bahkan meyakini, kenaikan 0.5 meter air laut akan menenggelamkan setengah dari pulau yang hanya seluas 120 hektare ini.
Upaya pencegahan dan adaptasi harus segera dilakukan
Baca Juga: Di KTT COP26, AS-Indonesia Desak Negara Kaya Berperan Aktif Mitigasi Perubahan Iklim
Manusia harus berbesar hati mengakui bahwa saat ini perubahan iklim sudah terjadi dan tak dapat dicegah. Sebab, sekalipun upaya meredam risiko yang paling optimal telah dilakukan, muka laut diprediksi tetap akan naik setidaknya 0.6 m di tahun 2100 dengan kasus terburuk adalah 1.1 m.