suara hijau

Gletser di Kanada, AS, dan Swiss Kehilangan 12 Persen Es: Apa Artinya bagi Masa Depan?

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Kamis, 26 Juni 2025 | 08:53 WIB
Gletser di Kanada, AS, dan Swiss Kehilangan 12 Persen Es: Apa Artinya bagi Masa Depan?
ilustrasi Gletser (Freepik/wirestock)

Suara.com - Gletser di Kanada bagian barat, Amerika Serikat, dan Swiss telah kehilangan sekitar 12% massa esnya dalam dua dekade terakhir. Temuan ini terungkap dalam studi terbaru yang dipublikasikan di Geophysical Research Letters.

Menurut Brian Menounos, profesor dari University of Northern British Columbia sekaligus kepala ilmuwan di Hakai Institute, pencairan ini menunjukkan percepatan yang mengkhawatirkan.

“Selama empat tahun terakhir, gletser kehilangan es dua kali lebih banyak dibandingkan dengan dekade sebelumnya,” ujarnya. “Pencairan gletser baru saja jatuh dari tebing.”

Apa penyebabnya?

Ilustrasi gletser (Shutterstock)
Ilustrasi gletser (Shutterstock)

Peningkatan suhu dan musim kering ekstrem menjadi pemicu utama. Namun, para peneliti juga menyoroti peran partikel gelap seperti debu dan karbon hitam dari kebakaran hutan, yang menempel di permukaan gletser dan mempercepat pencairan lewat penurunan albedo—kemampuan salju dan es untuk memantulkan sinar matahari.

“Tahun 2023 adalah tahun yang mencatat rekor, tidak diragukan lagi,” ujar Menounos, merujuk pada musim kebakaran hutan terburuk dalam sejarah Kanada.

Di Gletser Haig, Kanada, karbon hitam dari kebakaran bertanggung jawab atas hampir 40% pencairan antara 2022 dan 2023.

Dampaknya: bukan hanya soal permukaan laut

Meski kontribusinya pada kenaikan permukaan laut masih relatif kecil, penurunan volume gletser akan berdampak besar pada ketersediaan air tawar di musim kering, ekosistem, serta meningkatnya risiko bencana seperti banjir bandang akibat danau gletser yang terbentuk tiba-tiba.

Baca Juga: Mengapa Misinformasi Perparah Krisis Iklim, Laporan Global Peringatkan Bahayanya

Sayangnya, efek fisik seperti penurunan albedo ini belum sepenuhnya dihitung dalam model iklim global.

“Jika kita berpikir, ya, kita punya waktu 50 tahun sebelum gletser hilang, sebenarnya bisa jadi 30 tahun,” kata Menounos. “Kita benar-benar membutuhkan model yang lebih baik untuk masa depan.”
Apa yang bisa dilakukan?

Menurut Menounos, penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk mulai memikirkan rencana jangka panjang menghadapi dunia dengan lebih sedikit es.

“Masyarakat perlu bertanya apa implikasi dari hilangnya es di masa mendatang,” katanya. “Kita perlu mulai mempersiapkan diri untuk masa ketika gletser menghilang dari Kanada bagian barat dan Amerika Serikat.”

Penelitian ini menjadi pengingat bahwa perubahan iklim tidak hanya tentang suhu, tetapi juga tentang masa depan sumber daya air, bencana alam, dan perencanaan lingkungan secara menyeluruh.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI