Daftar Kasus Kebocoran Data di Indonesia selama 2021, Termasuk Sertifikat Vaksin Jokowi

Sabtu, 01 Januari 2022 | 01:58 WIB
Daftar Kasus Kebocoran Data di Indonesia selama 2021, Termasuk Sertifikat Vaksin Jokowi
Ada beberapa kasus kebocoran data di Indonesia selama 2021. Salah satu yang paling ramai adalah tersebarnya sertifikat vaksin Jokowi. Foto: Tangkapan layar sertifikat vaksin dengan nama Presiden Jokowi di PeduliLindungi. (Twitter)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tahun 2021 mewarisi cukup banyak kasus kebocoran data di Indonesia. Tercatat setidaknya ada delapan kasus kebocoran data di Indonesia selama tahun 2021. Salah satu yang paling heboh adalah beredarnya sertifikat vaksin Jokowi di media sosial.

Kebocoran data ini berasal dari pihak luar, seperti Facebook. Sementara dari pihak dalam negeri, ada enam kasus kebocoran data yang terjadi. Berikut kasus kebocoran data di Indonesia selama 2021:

  1. Facebook (April 2021)
  2. BPJS Kesehatan (Mei 2021)
  3. BRI Life (Juli 2021)
  4. eHAC (Agustus 2021)
  5. Sertifikat Vaksin Jokowi (September 2021)
  6. KPAI (Oktober 2021)
  7. Bank Jatim (Oktober 2021)
  8. Database Polri (November 2021)


Berikut kasus kebocoran data di Indonesia yang dirangkum Suara.com, Jumat (31/12/2021).

1. Facebook
April 2021, Facebook dilaporkan mengalami kasus kebocoran data pribadi pengguna. Tercatat ada 533 juta pengguna Facebook di dunia yang terkena efek tersebut.

Sementara untuk data pengguna Facebook di Indonesia dilaporkan ada 130.331 akun yang datanya diretas.

Adapun kebocoran data yang dimaksud mencakup alamat email, tanggal lahir, jenis kelamin, lokasi negara, nama lengkap, username ID, hingga password.

Menurut Facebook, insiden tersebut bukan terjadi pada momen baru-baru ini, tetapi sudah dilakukan sebelum September 2019. Saat itu, Facebook memang tengah mengalami insiden kasus kebocoran data. Hacker tersebut mendapatkan data lewat fitur impor kontak yang sudah disediakan Facebook.

Namun Facebook mengaku kalau kebocoran data ini tidak mencakup informasi seperti keuangan, kesehatan, dan kata sandi. Kasus ini juga disebut sudah diselesaikan.

2. BPJS Kesehatan
Kasus kebocoran data BPJS Kesehatan heboh di Twitter pada Mei 2021. Tercatat sebanyak 279 juta data pengguna BPJS Kesehatan dijual di situs forum online Raidforums.com.

Baca Juga: Tercatat, Kominfo Selesaikan 43 Kasus Kebocoran Data Pribadi Sepanjang 2021

Dalam deskripsinya, data ini terdiri dari nama lengkap, KTP, nomor telepon, email, gaji, hingga alamat. Akun tersebut juga memberikan 1 juta sampel untuk mengeceknya secara gratis dari total 279 juta data. Bahkan 20 juta data lainnya juga menampilkan foto pribadi.

Disebutkan bahwa kumpulan data ini dijual seharga 0,15 Bitcoin atau sekitar Rp 87,6 juta.

3. BRI Life
Data pribadi milik sekitar 2 juta nasabah perusahaan asuransi BRI Life diduga telah bocor dan dijual di internet, demikian diwartakan Reuters Selasa (27/7/2021).

Hudson Rock, sebuah perusahaan keamanan siber yang berbasis di Israel, mengatakan mereka menemukan bukti bahwa beberapa komputer milik pegawai BRI dan BRI Life telah diretas.

Di antara data itu ada foto KTP, rekening bank, laporan hasil pemeriksaan laboratorium nasabah, dan bahkan informasi tentang pajak nasabah. Para peretas menjual data-data tersebut di forum online. Seorang anggota forum misalnya menjual 460.000 dokumen dari nasabah BRI Life seharga 7000 dolar atau sekitar Rp 101 juta.

4. eHAC
Akhir Agustus 2021, beredar kebocoran data 1,3 juta pengguna aplikasi eHAC milik Kementerian Kesehatan. Adapun data-data yang terekspos adalah nama lengkap, tanggal lahir, pekerjaan, foto pribadi, nomor induk kependudukan, nomor pasport, hasil tes Covid-19, identitas rumah sakit, alamat, nomor telepon dan beberapa data lainnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI