-
PT Prosperita luncurkan CSIRTradar untuk bantu deteksi kebocoran data di Dark Web.
-
Platform ini hadir dengan fitur pemantauan Dark Web dan peringatan kerentanan sistem.
-
CSIRTradar mendukung tim CSIRT beralih dari respons reaktif ke langkah pencegahan proaktif
Suara.com - PT Prosperita Sistem Indonesia secara resmi memperkenalkan CSIRTradar, sebuah platform yang dirancang untuk memperkuat sistem Cyber Threat Intelligence di Indonesia.
Solusi ini menyasar kebutuhan mendesak tim Computer Security Incident Response Team (CSIRT) di berbagai organisasi untuk mendeteksi dan merespons ancaman kebocoran data, khususnya yang tersebar di ranah tersembunyi internet atau Dark Web.
Platform ini hadir sebagai respons terhadap tingginya kasus kebocoran data di Indonesia.
Berdasarkan laporan tahun 2024, tercatat lebih dari 56 juta data dari 461 entitas di Indonesia telah terekspos ke Dark Web.
Sebagian besar berasal dari sektor pemerintahan (58,34 persen), diikuti sektor lainnya seperti keuangan dan TIK.
Fakta ini menegaskan pentingnya upaya deteksi dini dan respons cepat terhadap insiden siber.

Yudhi Kukuh, pendiri CSIRTradar, menegaskan bahwa kehadiran platform ini bertujuan untuk mengubah pendekatan keamanan dari reaktif menjadi proaktif.
“CSIRTradar hadir untuk mengisi kebutuhan krusial di ekosistem keamanan siber Indonesia. Dengan gabungan Dark Web monitoring yang proaktif dan vulnerability alert yang akurat, kami memberi tim CSIRT kemampuan untuk melihat ancaman sebelum dieksploitasi,” ungkap Yudhi.
Platform ini menawarkan dua fitur Utama, yakni pemantauan Dark Web secara real-time dan peringatan kerentanan keamanan.
Baca Juga: Pakar Kaspersky Mengidentifikasi Agen Serangan Siber Perusahaan Rusia, Backdoor Loki Berbahaya!
Teknologi ini mampu mendeteksi kebocoran kredensial, infostealer log, dan aktivitas mencurigakan di forum-forum rahasia yang sering menjadi tempat transaksi ilegal data.
Di sisi lain, sistem Vulnerability Alert memberikan notifikasi penting saat muncul celah keamanan baru dalam sistem internal perusahaan, baik dari database CVE (Common Vulnerabilities and Exposures) maupun OSV (Open Source Vulnerabilities).
Semua data ini dikonsolidasikan dan dikategorikan secara sistematis berdasarkan vendor, jenis produk, dan tingkat risiko (mengacu pada skor CVSS).
Laporan yang dihasilkan dilengkapi dengan rekomendasi prioritas penanganan dan bisa langsung diakses lewat dashboard berbasis web maupun melalui notifikasi email dan webhook secara real-time.
“Dengan fitur seperti Dark Web monitoring dan Vulnerability Alert, organisasi di Indonesia dapat mempertahankan kontrol atas informasi penting, mencegah penyalahgunaan, dan memastikan perlindungan menyeluruh terhadap merek dan sistem internal mereka,” pungkasnya dalam webinar, Kamis (9//10/2025).
CSIRTradar bukan hanya alat pemantau, tapi juga solusi strategis untuk memperkuat pertahanan siber dan menjaga kepercayaan publik terhadap institusi digital di Indonesia.