Mereka mengaku kalau bocah itu adalah siswa pintar dan menyukai olahraga kriket.
Lalu polisi lainnya mengatakan kalau game online yang membuatnya kecanduan mesti dimainkan secara berkelompok.
Untuk itulah mereka masih mencari tahu siapa teman-temannya ataupun rekan dalam game, untuk memastikan apakah ada sesuatu yang terjadi selama bermain dan membuatnya bunuh diri.
Polisi juga telah mengirim ponsel si anak ke laboratorium forensik untuk melihat semua datanya. Rincian panggilan telepon dan riwayat internetnya juga sedang diteliti.
Di sana mereka menemukan kalau sang anak kebanyakan menjelajahi situs terkait game online dan kriket.
Namun, polisi belum mendapatkan riwayat aktivitas di Free Fire karena server game tersebut berlokasi di Singapura.
![Garena free fire x McLaren. [Garena Indonesia]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/05/30/27349-garena-free-fire-x-mclaren.jpg)
"Kami tidak bisa secara langsung mendapatkan detail aktivitas game bocah itu," kata kepolisian.
"Tidak ada catatan yang ditulis bocah itu. Tidak ada percakapan penting dari ponsel dengan teman-temannya. Gurunya mengatakan kalau dia rajin belajar. Orang tuanya juga tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan," kata Jitendra Pawar, salah satu polisi di Bhoiwada, India.
Baca Juga: Survivor! Buruan Klaim Kode Redeem FF 20 Februari 2022, Ada FF10-1N59-GPA5