Dilansir dari Independent, Rabu (8/6/2022), badan antariksa tersebut memodifikasi Tecnam P2006T yang tersedia secara komersial.
NASA menghilangkan mesin empat silinder dan digantikan dengan dua motor listrik 60 kilowatt, yang menggerakkan baling-baling berdiameter lima kaki yang dipasang di dekat ujung sayap pesawat.
Di sepanjang tepi depan sayap juga dipasang 12 rotor penggerak motor listrik berdiameter 1,9 kaki.
NASA mengonfigurasi ulang sayap X-57 menjadi hanya 42 persen dari ukuran sebelumnya.
Menurut para ahli, desain itu mengurangi hambatan untuk membuat penerbangan lebih efisien.
![Logo NASA. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2018/04/22/99835-logo-nasa.jpg)
Ini adalah evolusi dari teknologi yang disebut NASA sebagai Leading Edge Asynchronous Propeller Technology atau Leaptech.
Tak hanya itu, NASA juga menggunakan dua baterai lithium-ion seberat 400 pon yang terpasang di kabin pesawat X-57 sebagai sumber daya.
Jika X-57 berhasil melakukan penerbangan bertenaga listrik di atas gurun California, itu bisa menjadi langkah awal bagi NASA untuk mengembangkan pesawat elektronik 40 persen lebih efisien daripada pesawat yang ada saat ini.
Baca Juga: BRIN: Siklus Bulan Bisa Picu Banjir Rob Besar di Kawasan Pesisir pada 2034