“Sebagai komunitas digital, kita harus bisa menyajikan konten-konten edukasi kepada masyarakat tentang keamanan digital, terutama pada pelaku ekonomi digital. Hal ini karena pelaku ekonomi digital rentan menjadi korban penipuan online," tuturnya.
Wuri juga mengajak pelaku ekonomi digital untuk mengembangkan bisnisnya melalui media digital dengan membuat konten yang berhubungan dengan bisnis mereka.
“Mulai aja dulu membuat satu konten yang sesuai dengan kemampuan yang kita miliki, kalau bisa kita mulai dari sekarang dan lakukan secara konsisten agar memiliki jangkauan yang luas dan masyarakat jadi mengenal bisnis kita,” kata dia.
Sedangkan Andi Muslim mengatakan, saat ini dunia digital memiliki berbagai tantangan, seperti mengaburnya wawasan kebangsaan, menipisnya kesopanan dan kesantunan.
Bahkan, menurutnya, saat ini di dunia digital seakan menghilangnya budaya Indonesia dan media digital seakan menjadi panggung budaya asing.
![Ilustrasi digitalisasi. [Buffik/Pixabay]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/03/23/42602-ilustrasi-digitalisasi.jpg)
"Kita harus bangga akan kekayaan budaya bangsa ini dan kita harus bisa memanfaatkan itu, dengan melakukan Digitalisasi Budaya dan mendokumentasikannya sehingga menjadi peluang untuk mewujudkan kreativitas dan peluang usaha," kata dia.
Andi menyontohkan, negara maju seperti korea Selatan yang sangat bangga akan produk K-pop nya, mereka melakukan digitalisasi dan pengenalan budaya di dunia digital melalui komunitas digital, sehingga hal tersebut menjadi peluang bagi mereka untuk mengembangkan ekonomi digitalnya.
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD Siberkreasi juga terus mendukung perkembangan literasi masyarakat Indonesia, termasuk perkembangan Ekonomi Digital.
Baca Juga: Ekonomi Digital Akan Ciptakan 2,5 Juta Lapangan Kerja Baru di Indonesia pada 2024