"Dapat disimpulkan angka 1,3 miliar data registrasi SIM yang diklaim cukup masuk akal dengan toleransi perbedaan data kurang lebih 10 persen," ungkapnya.

Alfons juga menjabarkan 2 juta sampel data yang diberikan gratis oleh hacker dan memperlihatkan operator seluler mana saja yang paling terdampak.
Sayangnya, 2 juta sampel data itu tidak bisa ditampung semua dalam Microsoft Excel. Jadi Alfons hanya mengambil 1 juta database dari total 2 juta sampel data.
Alfons kemudian menemukan kalau nomor Telkomsel paling banyak dibocorkan datanya oleh hacker dengan jumlah 765.181.
Sedangkan operator paling sedikit adalah Smartfren dengan jumlah 17.600 nomor telepon.
Lebih rinci, berikut data yang dijabarkan Alfons:
- XL = 77.840 atau 7,42 persen
- Tri = 50.496 atau 4,82 persen
- Indosat = 137.458 atau 13,11 persen
- Smartfren = 17.600 atau 1,68 persen
- Telkomsel = 765.181 atau 72,97 persen
- Total = 1.048.575 atau 100 persen
Dari seluruh analisa itu, Alfons mempertanyakan darimana datangnya angka 1,3 miliar registrasi kartu SIM.
![Ilustrasi kartu SIM telepon seluler. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2017/11/01/60447-kartu-sim.jpg)
Sebab, saat ini jumlah kartu SIM aktif di Indonesia yang aktif adalah sekitar 300 juta.
"Satu-satunya jalan adalah masuk ke dalam datanya dan menganalisa lebih jauh," tukas dia.
Baca Juga: Apple Berencana Hapus Slot Kartu SIM di iPhone 14 Series