Tetapi dugaan ini diragukan oleh sejumlah ilmuwan di Tanah Air. Mereka menduga gempa mematikan pada 21 November itu dipicu oleh sesar misterius yang belum terpetakan.
Dikerubuti ribuan bangunan
Sayangnya, di atas zona berbahaya dari Sesar Cugenang ini sudah dibangun sekitar 1.800 rumah. Zona berbahaya ini memiliki luas 8,09 kilometer persegi.
BMKG merekomendasikan agar ribuan rumah ini dipindahkan dan tak boleh lagi ada bangunan didirikan di sana.
"Zona bahaya merupakan zona yang rentan mengalami pergeseran atau deformasi, getaran dan kerusakan lahan, serta bangunan," kata Daryono.
Meski demikian zona itu masih bisa digunakan untuk bertani, kawasan konservasi, lahan resapan, hingga objek wisata dengan konsep ruang terbuka.
"Untuk konsepnya ruang terbuka tanpa ada bangunan, sehingga ketika kembali terjadi gempa di titik yang sama tidak ada bangunan yang ambruk menimpa warga atau korban jiwa. Namun intinya di lahan tersebut terlarang dari bangunan," imbuh Dwikorita.
BMKG juga meminta pemerintah daerah untuk tetap siaga dan waspada terhadap sesar aktif yang melintasi wilayah Cianjur. Pihaknya telah memberikan peta sesar ke Pemkab Cianjur untuk menjadi acuan dan diwaspadai.
Baca Juga: BMKG: Sesar Cugenang yang Baru Teridentfikasi Picu Gempa Cianjur, Bukan Sesar Cimandiri