Namun bagi negara-negara di belahan bumi Utara dan Selatan akan merasakan perbedaan durasi malam dan siang yang sangat signifikan.
Misalnya kota Hamburg (Jerman) yang berada di belahan Bumi utara ketika terjadi Solstis Juni akan mengalami siang hari selama 17 jam. Namun saat Solstis Desember siang hari di sana hanya 7,5 jam.
Pada saat yang sama, bisa terjadi hal yang berkebalikan bagi wilayah Bumi selatan, seperti kota Melbourne (Australia). Saat Solstis Juni, siang hari di Melbourne justru hanya 9,5 jam. Tapi ketika Solstis Desember di sana durasi siang hari mencapai 15,25 jam.
Sehingga perubahan empat musim di negara-negara ini bisa berbeda dari sebelumnya.
Indonesia, perbedaan siang hari pada Solstis Juni dan Solstis Desember tidak terlalu signifikan. Berikut ini daftarnya mengutip dari situs BRIN:
Kupang
- Solstis Juni: siang hari 11,5 jam
- Solstis Desember: siang hari 12,75 jam
Pulau Jawa
- Solstis Juni: siang hari 11,65-11,75 jam
- Solstis Desember: siang hari 12,55-12,45 jam
Pontianak
- Solstis Juni: siang hari 12,1 jam
- Solstis Desember: siang hari 12,1 jam
Sabang
Baca Juga: Suplemen Vitamin D Saja Tak Cukup, Cegah Osteoporisis Butuh Sinar Matahari
- Solstis Juni: siang hari 12,5 jam
- Solstis Desember: siang hari 11,8 jam
Nah, fenomena Solstis Desember di Indonesia ini hanya berpengaruh terhadap musim hujan saja. Sehingga tidak berbahaya. Klaim larangan keluar malam itu pun tidak benar karena fenomena Solstis Desember.
Sekian penjelasan lengkap tentang fenomena Solstis Desember yang viral di media sosial dan akan terjadi pada 21 Desember 2022 nanti.