Fakta Sains: Sesar dan Hubungannya dengan Gempa

Dythia Novianty Suara.Com
Senin, 19 Desember 2022 | 07:30 WIB
Fakta Sains: Sesar dan Hubungannya dengan Gempa
Ilustrasi gempa bumi (Freepik/wirestock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Ilustrasi sesar atau patahan. [[ /Pixabay]
Ilustrasi sesar atau patahan. [[ /Pixabay]

Kebalikan dari Sesar normal, Sesar Reverse terbentuk ketika batuan di sisi "menanjak" dari bidang patahan miring naik di atas bebatuan di sisi lain.

Patahan terbalik sering terbentuk di sepanjang batas lempeng konvergen.

3. Sesar Strike-slip

Jenis Sesar ini kadang-kadang juga disebut sebagai patahan lateral, jenis ini terbentuk ketika balok-balok batuan di kedua sisi patahan vertikal (atau hampir vertikal) bergerak melewati satu sama lain.

Patahan ini digambarkan sebagai lateral kanan atau lateral kiri, tergantung ke arah mana gerakan itu pergi.

Kenapa Sesar bisa menyebabkan gempa bumi?

Sesar menyebabkan gempa bumi karena saat patahan terjadi, maka kondisi permukaan bumi jadi tidak stabil.

Ini kemudian merambat ke berbagai arah yang masih satu jalur dengan area patahan tersebut.

Gempa bumi biasanya terjadi ketika batuan bawah tanah tiba-tiba pecah dan ada gerakan cepat di sepanjang patahan.

Baca Juga: Wisata Menarik di Sekitar Situs Gunung Padang, Pemandangannya Luar Biasa

Ilustrasi gempa bumi, (Pexels)
Ilustrasi gempa bumi, (Pexels)

Ketika terjadi Sesar, maka akan ada pelepasan energi mendadak. Pelepasan energi secara tiba-tiba ini menyebabkan gelombang seismik yang membuat tanah bergetar.

Selama dan setelah gempa bumi, lempengan atau bongkahan batu mulai bergerak dan terus bergerak sebelum akhirnya berhenti dengan sendirinya.

Tempat di bawah tanah tempat batu pecah pertama kali disebut fokus atau hiposenterdari gempa bumi.

Tempat tepat di atas fokus (di permukaan tanah) disebut episentrum gempa. [Damai Lestari]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI