![Warga berpakaian "Santa Claus" membagikan bingkisan Natal di Lingkungan Jadimulya, Kota Banjar, Jawa Barat, Sabtu (25/12/2021). [ANTARA FOTO/Adeng Bustomi]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/12/26/54836-santa-claus-bagikan-bingkisan-natal.jpg)
Tradisi Pagan
Para sejarahwan banyak yang percaya bahwa 25 Agustus dipilih Gereja Katolik Roma sebagai hari Natal karena meneruskan tradisi Pagan yang merayakan Winter Solstice atau titik balik Matahari di belahan Bumi utara pada sekitar akhir Desember.
Seperti diulas Ignacio L Gotz dalam bukunya Jesus The Jew: Reality, Politics and Myth - a Personal Encounter (Christian Faith Publishing, 2019), Natal diduga bermula dari festival Pagan Eropa yang merayakan titik balik Matahari pada musim dingin.
Pada masa Romawi Kuno, perayaan Winter Solstice ini digelar untuk menghormati Saturnus, Dewa Pertanian. Menurut History Channel, Saturnalia merupakan salah satu festival paling meriah dalam kebudayaan Romawi Kuno. Diduga perayaan inilah yang kemudian diambil alih oleh Peradaban Kristen. [Live Science/History Channel]