
Beberapa filsuf dan ilmuwan percaya bahwa matematika bukanlah ciptaan manusia, melainkan sesuatu yang sudah ada di alam semesta, menunggu untuk ditemukan. Pendapat ini dikenal sebagai Platonisme, yang diambil dari nama Plato, filsuf Yunani kuno.
Menurut Plato, konsep matematika seperti bilangan atau bentuk geometri adalah entitas abstrak yang ada di luar ruang dan waktu, independen dari pikiran manusia. Contohnya:
- Bilangan Prima: Tidak ada bilangan prima terbesar, dan sifat ini berlaku selamanya.
- Bilangan Pi: Nilai π terus berlanjut dalam desimal tanpa batas.
Matematika dianggap sebagai bahasa universal yang mengatur dunia fisik. Bahkan jika alam semesta menghilang, hukum-hukum matematika akan tetap berlaku. Misalnya, Rasio Emas dan Deret Fibonacci adalah bukti bagaimana matematika terwujud di alam.
Rasio Emas dan Deret Fibonacci
Rasio emas (sekitar 1,618) adalah pola matematika yang ditemukan di berbagai fenomena alam. Rasio ini menggambarkan proporsi sempurna yang sering dijuluki sebagai proporsi ilahi.
Rasio emas berasal dari deret Fibonacci, yaitu urutan angka di mana setiap bilangan adalah hasil penjumlahan dua bilangan sebelumnya:
0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, dan seterusnya.
Contoh penerapan rasio emas dan deret Fibonacci di alam:
- Kelopak bunga: Jumlah kelopak bunga sering kali sesuai dengan deret Fibonacci, seperti bunga lili (3 kelopak) atau bunga marigold jagung (13 kelopak).
- Kerang laut: Spiral pada cangkang kerang mencerminkan rasio emas.
- Galaksi: Pola spiral pada galaksi mengikuti aturan rasio emas.
Pola-pola ini menguatkan argumen bahwa matematika sudah ada di alam, dan manusia hanya menemukannya.
Apakah Matematika Ciptaan Manusia?