Platform fintech lending AdaKami memperkirakan industri pinjaman online (pinjol) bakal terus eksis di Indonesia. Tak hanya untuk tahun 2025, bahkan sampai lima tahun ke depan.
Chief of Public Affairs AdaKami, Karissa Sjawaldy beralasan karena banyak masyarakat Indonesia yang belum terlayani layanan keuangan.
Ia memaparkan kalau saat ini lebih dari 95 juta orang Indonesia belum memiliki akses keuangan, sekaligus tertinggi keempat di dunia.
"Di sinilah optimisme AdaKami sebagai pelaku industri dan optimisme industri, bahwa fintech lending itu dapat menjadi suatu bagian dari ekosistem layanan keuangan Indonesia," kata Karissa dalam acara Media Gathering AdaKami yang digelar di Jakarta, Rabu (12/12/2024).
Selain itu, ada juga kesenjangan finansial yang besar dengan angka mencapai Rp 1.650 triliun.
Menurut dia, credit gap ini membuka peluang bagi industri fintech lending untuk menyediakan layanan keuangan ke masyarakat RI.
![Chief of Public Affairs AdaKami, Karissa Sjawaldy (tengah) saat konferensi pers di Jakarta pada Rabu (12/12/2024). [Suara.com/Dicky Prastya]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/12/12/74164-chief-of-public-affairs-adakami-karissa-sjawaldy-tengah.jpg)
"Nah, di sinilah memang peran AdaKami dan peran teman-teman lainnya di industri keuangan itu menjadi sangat penting untuk menumbuhkan kesenjangan ini agar dapat memperluas lagi berbagai segmen masyarakat Indonesia untuk mengakses pendanaan berkualitas," papar dia.
Hingga 6 Desember 2024, AdaKami sudah menyalurkan pendanaan sebesar Rp 13,24 triliun kepada lebih dari 1,46 juta peminjam.
Ia mengklaim kalau angka tersebut adalah bukti nyata dari komitmen AdaKami dalam menghadirkan pendanaan yang tepat sasaran bagi banyak masyarakat Indonesia.
Baca Juga: BRImo, Senjata Pamungkas BRI Gaet Milenial di Tengah Gempuran Pinjol
Lebih lanjut Karissa mengatakan kalau hingga kini AdaKami telah berkolaborasi dengan sembilan lender di sektor perbankan, seperti Seabank, Bank Jago, Bank Permata, Hana Bank, Bank Ganesha, Bank OCBC, Superbank, dan Bank CTBC Indonesia.
“Serangkaian kemitraan tersebut selaras dengan peran kami sebagai katalisator yang menjembatani kebutuhan pendanaan borrower dengan lender yang diperkuat melalui pendekatan teknologi,” jelas Karissa.