Fakta lainnya, sebanyak 85 persen pasien cuci darah ada di rentang usia produktif, menyebabkan tingginya dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan jika pasien gagal ginjal tidak terjaga kualitas hidupnya. Hal ini terutama penting untuk memastikan Indonesia bisa mencapai Indonesia emas di tahun 2045.
“Produksi lokal dialyzer menghilangkan bea impor dan biaya pengiriman internasional, sehingga harga lebih terjangkau dan biaya perawatan hemodialisis menjadi lebih aksesibel bagi pasien dan fasilitas kesehatan.
Selain itu, produksi lokal dialyzer juga mengurangi ketergantungan impor, memastikan ketersediaan produk, menghindari gangguan rantai pasok global, dan menekan dampak fluktuasi nilai tukar,” jelas Yvone.