Bukan karangan semata, ini diungkapkan oleb Tine Rassalle , seorang arkeolog Alkitab independen yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, kepada Live Science.
"Di era tanpa pengetahuan medis yang maju, barang-barang seperti itu merupakan sumber kenyamanan dan keamanan yang penting bagi Anda dan orang-orang yang Anda cintai," katanya.
"Amulet ini banyak digunakan pada Zaman Kuno Akhir, terutama di wilayah Mediterania bagian timur," imbuh Rassalle.
Akan tetapi menurutnya amulet ini jauh lebih jarang ditemukan di wilayah Romawi bagian barat.
Penemuan jimat ini di Jerman menunjukkan bahwa ide-ide Kristen telah mulai merambah wilayah-wilayah yang jauh dari pusat-pusat awal pertumbuhan agama Kristen.
Sebagai informasi, objek tersebut ditemukan pada tahun 2018 saat penggalian pemakaman era Romawi di luar Frankfurt.
Di dalam makam tersebut, para arkeolog juga menemukan mangkuk dupa dan kendi tembikar. Namun, amulet perak tersebut menarik perhatian para arkeolog.
Para ahli di Pusat Arkeologi Leibniz (LEIZA) di Mainz menghabiskan beberapa tahun untuk melestarikan, memulihkan, dan menganalisis amulet tersebut sebelum mengumumkan temuan mereka dalam sebuah pernyataan Rabu, 11 Desember 2024 kemarin.
Keberhasilan ilmuwan memecahkan teka-teki tersebut tak ubahnya karena teknologi model 3D virtual.
Baca Juga: Misteri "Kristen Pertama" di Eropa Terpecahkan Berkat Jimat Perak Berusia 1800 Tahun
Ini memungkinkan para ilmuwan untuk membuka gulungan dan menganalisis prasasti tersebut secara digital. Prasasti yang terdiri dari 18 baris itu diuraikan oleh Markus Scholz , seorang profesor di Institut Ilmu Arkeologi Universitas Goethe di Frankfurt.