Kendati begitu peningkatan produksi ini bukan ditujukan untuk produk baru Apple. Rencana ini akan dilakukan untuk iPhone dan iPad yang sudah dirilis.
Artinya, Apple hanya menimbun stok sebelum meluncurkan iPhone 17 pada September 2025 mendatang.
Jika tekanan tarif Trump mulai reda, Apple kemungkinan dapat lebih fleksibel menghadapi pesanan musim gugur.
Pendekatan proaktif Apple sangat masuk akal. Ini menunjukkan perusahaan tidak menunggu untuk melihat bagaimana kebijakan perdagangan berjalan.
Sebaliknya, perusahaan mengambil langkah-langkah untuk menjaga aliran produk dan menghindari kekacauan rantai pasokan.
Dengan peluncuran iPhone 17 yang makin dekat, keputusan Apple meningkatkan produksi dinilai memberikan perusahaan jalan lebih mulus ke depan lewat stok produk lama.
Apple kirim 600 ton iPhone
Sebelumnya Apple dilaporkan diam-diam mengirim 600 ton atau sekitar 1,5 juta unit iPhone dari India dan China ke Amerika Serikat hanya dalam waktu tiga hari.
Kebijakan ini dilakukan demi menghindari efek tarif impor baru yang diumumkan Presiden AS Donald Trump, sebagaimana dikutip dari Gulf News, Jumat (11/4/2025).
Baca Juga: Galaxy Z Fold dan Galaxy Z Flip 7 Siap Diproduksi Massal, HP Lipat Tiga Menyusul
Disebutkan kalau pengiriman iPhone dilakukan Apple melalui lima hingga enam penerbangan kargo carteran pada akhir Maret. Ini bertujuan untuk menimbun inventaris jelang tarif 10 persen yang diumumkan oleh pemerintahan Trump.
Dengan memindahkan smartphone tersebut, Apple disebut dapat melindungi konsumen Amerika dari kenaikan harga langsung dan mempertahankan pangsa pasarnya.
Menurut laporan dari media lokal, raksasa teknologi AS itu juga mempercepat pengurusan bea cukai di bandara Chennai India demi memfasilitasi ekspor cepat.
Apple sendiri sebenarnya tidak memiliki rencana untuk menaikkan harga iPhone di India maupun negara lain. Tapi sejumlah analis menyebut kalau kebijakan tarif Trump ini bisa berpengaruh ke semua harga iPhone secara global.
Tak hanya itu, gudang Apple di AS juga dilaporkan terisi penuh untuk mengamankan produk selama beberapa bulan. Artinya, perusahaan sudah menyiapkan cadangan iPhone untuk menekan peluang kenaikan tarif.
Diketahui penimbunan strategis ini terjadi saat Apple mengalihkan sebagian besar jejak manufakturnya dari China. India muncul sebagai alternatif utama, dengan Apple berfokus besar pada produksi iPhone dan AirPods di sana.