![Ilustrasi WhatsApp. [Pexel]](https://media.suara.com/pictures/original/2025/03/02/31091-ilustrasi-whatsapp-pexel.jpg)
Salah satu alasan utama mengapa hoaks mudah beredar di WhatsApp adalah sifat platform ini yang bersifat pribadi dan terenkripsi.
Pesan-pesan yang dikirim antar pengguna bersifat tertutup dan tidak dapat dimonitor oleh pihak ketiga, termasuk oleh WhatsApp sendiri.
Meskipun fitur enkripsi ini bertujuan untuk melindungi privasi pengguna, di sisi lain, hal ini juga menjadi tantangan dalam mengendalikan penyebaran informasi palsu.
Grup WhatsApp, yang seringkali beranggotakan puluhan hingga ratusan orang, menjadi salah satu saluran utama penyebaran hoaks.
Menyadari ancaman ini, WhatsApp telah mengambil berbagai langkah untuk membatasi penyebaran informasi palsu.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah membatasi jumlah penerusan pesan. Saat ini, pesan yang sering diteruskan hanya dapat dikirim ke satu grup dalam satu waktu.
Selain itu, WhatsApp juga menambahkan label "Forwarded" dan "Frequently Forwarded" pada pesan yang telah diteruskan berkali-kali, sehingga pengguna dapat lebih berhati-hati sebelum membagikan ulang.