Suara.com - Asosiasi penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) buka-bukaan soal kondisi operator seluler di Tanah Air. Mereka yang tadinya berjaya di masa lalu, kini pelan-pelan mulai menghilang.
Wakil Ketua Umum ATSI, Merza Fachys bercerita kalau hal ini perubahan nasib operator seluler ini berkaitan dengan perkembangan teknologi yang kini merambah ke era digital.
Menurut Merza, hal ini terlhat dari anggota ATSI yang kini hanya berisi empat perusahaan yakni PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, Telkomsel, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), hingga XLSmart, yang mana nama terakhir adalah perusahaan hasil merger XL Axiata dan Smartfren.
"Rupanya industri ini pun berubah. Mari kita lihat apa yang terjadi di ATSI. ATSI hari ini anggotanya hanya empat. Jadi kalau kumpul melihatnya hanya ada empat. Kenapa ini berubah seperti ini? Sementara di sisi lain, dari yang tadi 50-an jadi ribuan," kata Merza.
"Nah pemain yang lain di mana? Itulah yang kita sebut ekosistem yang telah berubah. Landscape industri ini berubah," kenang dia dalam konferensi pers di acara Indonesia Digital Forum bertajuk Kolaborasi dan Sinergi Membangun Ekosistem Digital Indonesia yang digelar di Hotel JW Marriott, Jakarta, Kamis (15/05/2025).
Ia bertutur kalau operator telekomunikasi yang dulunya sempat menjadi penguasa seluruh produk dan jasa di Indonesia, kini sudah berbeda. Terbukti satu per satu pemain opsel mulai menghilang.
![Merza Fachys, President Director Smartfren. [Smartfren]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/10/05/79923-merza-fachys-president-director-smartfren.jpg)
"Yang tadinya banyak menjadi sedikit. Mereka kemudian berpindah menjadi penyelenggara jasa. Mereka berpindah menjadi penyelenggara istilahnya penyelenggara bisnis digital," kenang dia.
Ia mencontohkan, produk yang tadinya menjadi andalan utama bisnis operator telekomunikasi pun mulai berubah. Misalnya telepon, kini perangkat itu sudah tak lagi dipakai masyarakat.
Begitu pula dengan Short Messages Service (SMS), Merza menyayangkan kalau layanan pesan singkat itu tak lagi dipakai orang. Ia berkelakar hanya dirinya yang masih memakai layanan tersebut.
Baca Juga: Hore! Paket Internet Diskon 50 Persen Selama Mudik Lebaran dan Nyepi 2025
"Jadi inilah perubahan-perubahan yang namanya transformasi digital," kata dia.