Paus Leo XIV Soroti Dampak Parah Perkembangan Teknologi? Serukan Persatuan Dunia

Senin, 19 Mei 2025 | 14:26 WIB
Paus Leo XIV Soroti Dampak Parah Perkembangan Teknologi? Serukan Persatuan Dunia
Paus Leo XIV menyoroti soal perkembangan teknologi. Dan menyerukan persatuan dunia . (Vatican Media)

Suara.com - Paus Leo XIV menyampaikan dua pesan utama yang menggema kuat di seluruh dunia: peringatan tentang bahaya ketergantungan pada teknologi dan seruan untuk mewujudkan persatuan demi perdamaian dunia.

Paus Leo XIV, yang sebelumnya dikenal sebagai Kardinal Robert Francis Prevost, merupakan Paus pertama dalam sejarah Gereja Katolik yang berasal dari Amerika Serikat.

Ia terpilih dalam konklaf pada 8 Mei 2025 menggantikan Paus Fransiskus yang wafat di usia 89 tahun akibat stroke pada 21 April lalu.

Pelantikannya yang berlangsung penuh khidmat di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Minggu 18 Mei 2025, sebagai Paus ke-267 dihadiri lebih dari 100.000 umat. 

Serta dihadiri pemimpin dunia seperti Wakil Presiden AS JD Vance, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, Presiden Italia Sergio Mattarella, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, hingga Presiden Peru Dina Boluarte dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.

Dalam khotbah pertamanya, Paus Leo XIV menyerukan pentingnya persatuan di tengah dunia yang terpecah-belah.

"Saudara dan saudari, saya ingin melihat keinginan pertama kita adalah Gereja yang bersatu sebagai tanda persatuan yang menjadi pondasi bagi dunia yang berdamai," ujar Sri Paus dari ANTARA.

Ia menyoroti banyaknya luka sosial yang timbul akibat kebencian, kekerasan, dan prasangka.

"Saat ini, kita masih melihat terlalu banyak perpecahan. Terlalu banyak luka akibat kebencian, kekerasan, prasangka, ketakutan terhadap perbedaan, dan paradigma ekonomi yang mengeksploitasi sumber daya Bumi dan meminggirkan mereka yang paling papa," lanjutnya.

Baca Juga: Pemanfaatan Teknologi untuk Pemberdayaan UMKM Perempuan: Inisiatif Digital dari GrabExpress

Menurutnya, Gereja harus menjadi pelopor cinta kasih universal yang menyambut semua orang tanpa memandang latar belakang sosial, budaya, atau agama.

"Gereja harus menunjukkan cinta Tuhan kepada semua orang, demi persatuan yang menghargai perbedaan dan cerita masing-masing individu," tegasnya.

Dengan rendah hati, Paus Leo menyebut dirinya sebagai hamba yang dipilih bukan karena prestasi, tetapi karena kehendak ilahi.

"Saya terpilih dalam konklaf tanpa prestasi apa pun, dan dengan takut dan gemetar, saya menemui para jemaat sebagai saudara yang mau melayani iman dan kebahagiaan mereka," katanya menyentuh hati para hadirin.

Lebih lanjut, ia mengajak umat untuk membangun Gereja yang berlandaskan cinta kasih, menjadi agen perdamaian, dan membuka diri terhadap dunia.

"Dengan cahaya dan kuasa Roh Kudus, mari kita membina Gereja yang berdasar pada cinta Tuhan dan tanda persatuan, sebuah Gereja misionaris yang membuka tangannya kepada dunia, yang menyerukan firman-Nya, yang mau diusik oleh sejarah, dan yang menjadi bibit demi keselarasan bagi kemanusiaan," tandasnya.

Paus Leo Soroti Teknologi

Ilustrasi media sosial di handphone. (Pixabay/geralt)
Ilustrasi media sosial di handphone. (Pixabay/geralt)

Selain pesan tentang persatuan, dalam misa perdananya pada Kamis (8/5) sebelum pelantikan resmi, Paus Leo XIV juga menyampaikan peringatan mengerikan mengenai arah perkembangan dunia modern yang semakin menjauh dari iman.

"Tempat-tempat ini adalah lingkungan yang tidak mudah untuk menjadi saksi dan pewarta Injil. Di sana, para beriman sering diejek, ditolak, diremehkan, atau paling baik hanya ditoleransi dan dikasihani," katanya dikutip dari UNILAD.

Ia menilai bahwa masyarakat saat ini semakin memuja teknologi, kekuasaan, uang, dan kenikmatan duniawi, sehingga menimbulkan krisis makna hidup dan nilai spiritual.

"Kurangnya iman secara tragis disertai dengan hilangnya makna hidup, pengabaian terhadap belas kasih, pelanggaran mengerikan terhadap martabat manusia, krisis keluarga, dan banyak luka yang menggerogoti masyarakat kita," ujar Paus dalam bahasa Italia. 

Pernyataan-pernyataan Paus Leo XIV telah memicu reaksi beragam di kalangan politikus. Beberapa pihak menudingnya anti-Trump, terutama karena rekam jejak media sosialnya yang menunjukkan dukungan pada isu-isu kemanusiaan yang berseberangan dengan kebijakan Trump.

Misalnya, ia pernah membagikan ulang cuitan yang mengkritik deportasi warga imigran dan menyuarakan keprihatinan atas penderitaan mereka.

Ia juga sempat membagikan opini berjudul "JD Vance keliru: Yesus tidak meminta kita untuk mengurutkan siapa yang lebih layak kita cintai," dari National Catholic Reporter.

Menanggapi hal ini, Wakil Presiden JD Vance mengatakan bahwa ia mencoba untuk tidak menyeret posisi Paus ke dalam ranah politik.

"Saya yakin beliau akan mengatakan banyak hal yang saya setujui, dan mungkin juga ada yang tidak. Tapi saya akan terus mendoakan beliau dan Gereja," katanya kepada The Independent.

Sementara itu, Kardinal New York Timothy Dolan menyambut baik kepemimpinan baru ini.

"Saya yakin beliau akan menjadi pemimpin yang luar biasa dan membangun jembatan dengan para pemimpin dunia, termasuk Presiden Trump," ucapnya.

Dengan dua pesan kunci, peringatan atas bahaya teknologi yang menggantikan iman dan seruan untuk mewujudkan Gereja yang menjadi fondasi perdamaian dunia, Paus Leo XIV mengawali masa kepemimpinannya dengan panggilan moral yang kuat.

Kini, dunia menantikan bagaimana ia akan membawa semangat baru dalam menjawab tantangan global yang kian kompleks.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI