Suara.com - Game Upin & Ipin Universe menjadi perbincangan hangat di Indonesia usai dimainkan oleh YouTuber dan streamer populer Windah Basudara melalui live streaming-nya.
Gaya kocak Windah saat mengeksplorasi dunia Kampung Durian Runtuh, menyebut karakter Upin Ipin dengan julukan lucu langsung menjadi daya tarik tersendiri.
Tak butuh waktu lama, potongan klip live-nya langsung menyebar luas di TikTok dan X (Twitter), membuat banyak orang penasaran ingin ikut mencoba gamenya.
Sayangnya, popularitas tersebut juga diiringi insiden tidak mengenakkan. Dalam salah satu live stream, channel Windah terkena klaim hak cipta karena musik dalam game.
Hal ini membuat monetisasi videonya diblokir. Respons para penggemar Windah pun cukup keras yang langsung menyerbu akun resmi developer dan menuntut kejelasan terkait lisensi musik dalam game.
Dari situlah polemik makin membesar. Game yang awalnya booming karena dukungan komunitas Indonesia, justru jadi bahan kritikan dan review negatif setelah kasus tersebut mencuat.
Seruan Boikot Upin & Ipin Universe dari Warga Malaysia
![Upin & Ipin Universe. [Streamline]](https://media.suara.com/pictures/original/2025/07/26/54552-upin-ipin-universe.jpg)
Kelompok gamer Malaysia ramai menyerukan boikot Upin & Ipin Universe tak lama setelah game ini dirilis.
Seruan boikot tersebar di platform seperti X (Twitter) dengan tagar #BoikotLesCopaque dan #BoikotStreamlineMedia, yang mencerminkan adanya kekecewaan mendalam terhadap produk game ini.
Boikot ini dipicu oleh berbagai isu serius mulai dari harga game yang dianggap terlalu tinggi hingga masalah teknis dan internal developer yang dinilai tidak transparan.
Baca Juga: Viral Video 13 Menit Diduga Libatkan Selebgram Izza Blunder, Benarkah Itu Dirinya?
Harga sekitar RM 170 (atau sekitar Rp 650.000–Rp 654.000) dianggap tak sepadan dengan kualitas yang ditawarkan.
Banyak gamer menilai harga tersebut terlalu tinggi untuk game yang ditujukan kepada anak dan keluarga, apalagi sejumlah bug dan kekurangan kualitas ditemukan pada game saat dirilis.
Gerakan boikot ini menimbulkan dampak reputasi yang signifikan. Rating di platform Steam menjadi "Mixed" dengan hanya sekitar 49% ulasan positif.
Sentimen negatif dari gamer lokal membuat game yang seharusnya menjadi kebanggaan nasional Malaysia malah dikaitkan dengan sejumlah kontroversi.
Menanggapi keluhan penggemar Windah Basudara yang mempertanyakan alasan video idolanya ini mengalami masalah di YouTube, Les'Copaque Production dan Streamline Studios akhirnya buka suara.
Perusahaan ini mengakui adanya bug dan isu hak cipta. Mereka menyarankan streamer untuk menonaktifkan musik dalam game dan tengah menyiapkan fitur “Mode Streamer” demi mencegah masalah serupa di masa depan.