Suara.com - Presiden Prabowo Subianto mengucapkan selamat atas kepemimpinan Perdana Menteri (PM) Malaysia, Dato' Seri Anwar Ibrahim yang berhasil membawa kesepakatan damai antara Thailand dan Kamboja.
Kedua negara tersebut sepakat memberlakukan gencatan senjata usai kedua pemimpin negara melakukan mediasi yang difasilitasi oleh Malaysia di Kuala Lumpur.
Prabowo sekaligus menyampaikan terima kasih atas perjumpaan dengan Anwar yang terjadi dua kali dalam waktu satu bulan.
"Saya ingin mengucapkan selamat atas kepimpinan leadership daripada Dato' Seri memimpin ASEAN. Bapak berhasil dalam mediasi, berhasil mencapai gencatan senjata dalam konflik antara Thailand sama Cambodia. Ini suatu patut kita syukuri. Terima kasih," tutur Prabowo kepada Anwar.
Prabowo menyampaikan Indonesia siap membantu dan turut serta.
"Kami siap membantu. Di mana pun kita siap Dato' Seri Anwar Ibrahim sebagai tidak hanya Perdana Menteri Malaysia, tapi sebagai Ketua ASEAN saat ini. Terima kasih ini suatu breakthrough yang sangat penting," kata Prabowo.
"Kita ingin ASEAN selalu menyelesaikan konflik dengan damai, dengan konsultasi, musyawarah, negosiasi," sambung Prabowo.
Gencatan Senjata
Suara tembakan di perbatasan Kamboja dan Thailand akhirnya mereda. Kedua negara Asia Tenggara ini resmi memberlakukan gencatan senjata yang efektif berlaku pada Senin tengah malam waktu setempat.
Baca Juga: Makan Malam di Kertanegara, Bahas Apa Prabowo dan Anwar Ibrahim?
Keputusan ini menjadi langkah krusial untuk mengakhiri pertempuran bersenjata sengit yang telah berlangsung sejak pekan lalu dan memakan korban jiwa.
Kesepakatan damai yang ditunggu-tunggu ini terwujud setelah negosiasi penting yang difasilitasi oleh Malaysia di Kuala Lumpur.
Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, mengumumkan langsung bahwa kedua negara yang berseteru sepakat untuk mengakhiri pertempuran.
Pertemuan yang mempertemukan PM Kamboja Hun Manet dan penjabat PM Thailand Phumtham Wechayachai ini menghasilkan komitmen untuk gencatan senjata "segera dan tanpa syarat".
Langkah diplomatik ini diambil setelah pertempuran di titik perbatasan yang disengketakan menyebabkan puluhan orang, termasuk personel militer dari kedua belah pihak, tewas dalam beberapa hari terakhir.
Akar konflik berdarah ini terletak pada sengketa perbatasan yang telah lama membara. Titik panas berada di area yang memisahkan Provinsi Preah Vihear di Kamboja dan Provinsi Ubon Ratchathani di Thailand.