Suara.com - Kondisi pasar hingga hari ini masih bergejolak dan tidak menentu tapi pasar audio professional ternyata masih berpeluang tumbuh subur.
Tercatat Sennheiser Group berhasil membukukan penjualan sebesar 492,3 juta Euro atau sekitar Rp 9,35 triliun pada tahun fiskal 2024.
Kondisi ini menggambarkan peluang pertumbuhan perusahaan di pasar audio profesional serta terus mendorong berbagai proyek masa depan melalui berbagai solusi inovatif dan investasi strategis.
Di tahun perayaan hari jadinya yang ke-80, Sennheiser tetap konsisten menepati janjinya untuk menghadirkan pengalaman suara yang unik bagi pelanggan di seluruh dunia.
Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) tercatat sebesar 35,8 juta Euro atau senilai Rp 680,18 miliar.
“2024 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi kami, seperti halnya bagi banyak perusahaan lain di industri ini,” jelas Co-CEO Andreas Sennheiser, seperti dalam keterangan resminya, Rabu (27/8/2025).
Perusahaan mencatat penurunan penjualan secara keseluruhan di semua wilayah sebesar 6,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
“Namun, justru di tengah situasi yang dinamis ini, menjadi mitra yang andal menjadi semakin krusial,” timpal Co-CEO Daniel Sennheiser.
Menurutnya, inilah yang membedakan melalui solusi audio yang andal, inovasi yang intuitif, serta rantai pasok yang stabil, membantu pelanggan untuk fokus pada hal-hal yang paling penting.
Baca Juga: IHSG Jatuh, Tapi Ada yang 'Pesta Pora'
Perkembangan pasar penjualan di masing-masing wilayah menunjukkan variasi yang signifikan sepanjang tahun lalu.
Kawasan Eropa, Middle East, dan Afrika (EMEA) kembali menjadi pasar terkuat dengan total penjualan sebesar 232,1 juta Euro atau sama dengan Rp 4,41 triliun, meskipun mengalami penurunan tipis sebesar 3,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara itu, pasar domestik di Jerman justru mencatat pertumbuhan ringan sebesar 3,5 persen.
Di wilayah Amerika Serikat (AS), terjadi penurunan sebesar 16,1 persen menjadi 150,5 juta Euro atau kisaran Rp 2,86 triliun.
Ketidakpastian politik dan ekonomi di Amerika Serikat, ditambah dengan iklim konsumen yang lesu telah memberikan dampak negatif terhadap permintaan di wilayah ini.
Sebaliknya, kawasan Asia Pasifik (APAC) menunjukkan kinerja yang positif dengan pertumbuhan sebesar 2,3 persen menjadi 109,7 juta Euro atau sekitar Rp 2,08 triliun.
Kinerja ini ditopang oleh kekuatan pasar di China serta hadirnya saluran penjualan baru di India yang secara keseluruhan berkontribusi pada hasil yang stabil.
![Sennheiser. [Joe Klamar/AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/09/20/65971-sennheiser.jpg)
“Kehadiran global kami terbukti memberikan nilai lebih di masa-masa penuh gejolak,” jelas Daniel Sennheiser.
Menurutnya, hal ini memungkinkan perusahaan merespons dinamika pasar secara terarah dan spesifik, misalnya melalui investasi dan kemitraan yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal.
"Bersama tim regional kami, kami dapat tetap dekat dengan pelanggan dan senantiasa menghadirkan solusi
yang tepat bagi mereka,” ucapnya.
Pada tahun 2024, Sennheiser Group menginvestasikan total 48,9 juta Euro – sekitar 10 persen dari total penjualan – untuk kegiatan riset dan pengembangan serta perluasan proses bisnis yang berkelanjutan.
Selain itu, sebesar 3,1 juta Euro dialokasikan untuk transformasi digital, termasuk pengembangan sistem backend yang baru dan perluasan arsitektur cloud yang menjadi fondasi bagi penerapan model bisnis digital.
Selain itu, Sennheiser juga menginvestasikan 13,7 juta Euro di fasilitas produksinya di Jerman dan Rumania, di mana 12,2 juta Euro di antaranya difokuskan untuk pengembangan pabrik di Wedemark, dekat Hannover.
Dengan produk inovatif seperti Spectera, ekosistem broadband wireless dua arah pertama di dunia, Sennheiser Group secara langsung menanggapi pentingnya solusi digital yang terhubung dalam sektor audio professional.
"Spectera tidak hanya memungkinkan transmisi sinyal audio dan kontrol secara bersamaan dan real time, tetapi juga menciptakan kondisi untuk interaksi yang mulus antar perangkat – sebuah kemajuan penting bagi alur kerja terintegrasi di lingkungan produksi yang kompleks,” jelas Andreas Sennheiser.
“Sebagai perusahaan, kami ingin terus memperkuat posisi kami di pasar audio profesional. Selain berinvestasi dalam bisnis yang sudah ada, ini juga mencakup investasi di bidang masa depan yang menjanjikan di luar perusahaan, selama selaras dengan visi kami,” beber Co-CEO Daniel Sennheiser.
olaborasi ini ditujukan untuk mendorong inovasi, terutama dalam pengembangan perangkat lunak SoundBase.