Pangkas Emisi 62 Persen, Target Australia Dinilai Lemah dan Terancam Gagalkan Aksi Iklim

Husna Rahmayunita Suara.Com
Selasa, 23 September 2025 | 18:00 WIB
Pangkas Emisi 62 Persen, Target Australia Dinilai Lemah dan Terancam Gagalkan Aksi Iklim
Ilustrasi emisi karbon. [Unsplash]

Suara.com - Pemerintah Australia menetapkan target pengurangan emisi 2035 sebesar 62–70 persen dari level 2005. Namun, sejumlah pakar menilai target tersebut terlalu lemah dan berisiko melemahkan upaya global menekan pemanasan bumi.

Target Luas, Ambisi Minim

Mengutip The Guardian (18/9/2025), pemerintah menyebut rentang target emisi yang luas ini sebagai strategi menyeimbangkan tekanan politik dan ekonomi, sekaligus meredakan kritik dari kelompok bisnis yang ingin pengurangan lebih rendah. 

Namun, para ahli iklim menilai ambisi minimum 62 persen jauh di bawah standar Perjanjian Paris yang mengharuskan pembatasan kenaikan suhu global di bawah 1,5 derajat Celcius.

Menurut Climate Change Authority, Australia seharusnya memangkas emisi minimal 75 persen pada 2035 untuk berkontribusi signifikan dalam penanganan krisis iklim. Analisis independen juga menunjukkan target yang lebih tinggi masih realistis secara teknis maupun ekonomis.

Bahkan, beberapa analisis independen menunjukkan bahwa target yang lebih ambisius dapat dicapai secara teknis maupun ekonomis, sehingga menimbulkan pertanyaan besar tentang alasan di balik pengaturan target yang lebih rendah.

Tantangan Implementasi

Pemerintah mengakui transisi menuju energi bersih tidak mudah. Sembilan laporan pendukung telah dirilis, tetapi keraguan tetap muncul. Lambatnya pengembangan energi terbarukan dan teknologi hidrogen hijau dikhawatirkan membuat target sulit tercapai. 

Infrastruktur yang belum memadai serta dukungan politik yang belum konsisten juga menjadi hambatan besar. Berbagai laporan menunjukkan bahwa meskipun ada potensi besar dalam pengembangan energi terbarukan, banyak tantangan yang harus dihadapi. 

Baca Juga: Aksi Draw the Line, Menuntut Keadilan Iklim dan Demokrasi

Risiko Sosial dan Ekonomi

Kritikus menilai pengurangan emisi yang lebih tajam justru penting untuk mencegah dampak sosial dan ekonomi jangka panjang. Advokat lingkungan mendorong agar krisis iklim diperlakukan sebagai darurat nasional.

sehingga lebih banyak sumber daya dapat diarahkan ke reforestasi dan energi hijau. Pendekatan ambisius bukan hanya mengurangi polusi, tetapi juga membuka lapangan kerja baru dan menciptakan peluang ekonomi berkelanjutan.

Pendekatan yang lebih agresif terhadap pengurangan emisi dapat menciptakan kesempatan ekonomi baru, sambil memastikan bahwa Australia memenuhi tanggung jawabnya dalam upaya global untuk mengatasi perubahan iklim.

Dengan banyaknya peluang yang ada, ada argumen kuat agar pemerintah tidak hanya melihat masalah ini dari sudut pandang ekonomi jangka pendek.

Dukungan Publik Menguat

Survei terbaru menunjukkan mayoritas warga Australia menuntut aksi iklim yang lebih cepat dan tegas. Dengan dukungan parlemen yang solid serta anggota cross bench progresif, publik mempertanyakan mengapa pemerintah tetap memilih target moderat yang dinilai tak sejalan dengan harapan masyarakat.

Banyak warga Australia merasa bahwa langkah-langkah yang diambil saat ini belum cukup untuk melindungi lingkungan bagi generasi mendatang. Dengan demikian, ada tekanan yang semakin besar bagi pemerintah untuk merespons tuntutan publik ini dengan kebijakan yang lebih ambisius.

Kebijakan emisi terbaru dinilai lebih menguntungkan secara politik daripada efektif untuk krisis iklim. Pakar menegaskan, tanpa target ambisius dan langkah nyata, Australia berisiko gagal memenuhi tanggung jawab globalnya. Jika tak ada komitmen lebih kuat, negara ini bisa kehilangan kesempatan untuk tampil sebagai pemimpin aksi iklim di tengah ancaman krisis yang kian mendesak.

Jika Australia tidak menunjukkan komitmen yang lebih kuat dan berani, negara terancam kehilangan kesempatan untuk tampil sebagai pemimpin dalam aksi iklim. 

Di tengah ancaman krisis yang semakin mendesak. langkah-langkah yang lebih tegas dan ambisius sangat diperlukan untuk memastikan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan generasi mendatang.

Kontributor : Laili Nur Fajar Firdayanti

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI