-
Arab Saudi lewat PIF berencana mencaplok EA senilai Rp 910 triliun untuk memperkuat investasi di industri game.
-
Tujuannya mendiversifikasi ekonomi dari ketergantungan minyak dan menjadikan kerajaan pusat gaming global pada 2030.
-
Langkah ini juga dinilai sebagai strategi "gamewashing" untuk memperbaiki citra global dan membangun soft power.
Suara.com - Sebuah kabar menggemparkan menyebut bila investor Arab Saudi siap mencaplok raksasa perusahaan game Electronic Arts (EA) senilai 55 miliar dolar AS atau Rp 910 triliun (kurs Rp 16.548).
Meski melibatkan investor lain, namun jumlah yang digelontorkan Public Investment Fund (PIF) Arab Saudi sangat besar.
Mereka sebelumnya juga berinvestasi ke penerbit serta pengembang game populer.
Pengamat industri menjelaskan sejumlah alasan mengapa Arab Saudi tertarik pada industri game.
Alasan terbesarnya adalah diversifikasi ekonomi. Selain itu, PIF yang dipimpin oleh Putra Mahkota Mohammad bin Salman ingin membangun citra positif, salah satunya melalui game.

Bukan rahasia lagi bahwa perekonomian Arab Saudi sangat bergantung pada minyak, yang menyumbang sekitar 40 persen dari PDB negara tersebut.
Dengan dunia yang perlahan beralih dari bahan bakar fosil, kerajaan ini butuh sumber pendapatan baru.
Industri game, yang diproyeksikan mencapai valuasi 300 miliar dolar AS (Rp 4.964 triliun) pada 2028, menjadi pilihan yang sangat menggiurkan.
Melalui Savvy Games Group, lengan investasi game milik PIF, Arab Saudi menargetkan untuk menjadi pusat gaming global, menciptakan puluhan ribu lapangan kerja, dan menyumbang miliaran dolar bagi PDB mereka pada tahun 2030.
Baca Juga: 17 Kode Redeem FC Mobile Terupdate 6 Oktober: Raih Pemain 112-113 dan Hujan Gems
Putra Mahkota Mohammed bin Salman, yang konon merupakan "gamer besar", menjadi motor penggerak utama di balik visi ambisius.
Namun, ada sisi lain dari cerita ini. Banyak kritikus menuding investasi ini sebagai bentuk "gamewashing".
Itu merupakan sebuah turunan dari strategi "sportswashing" yang sebelumnya mereka terapkan melalui pembelian klub sepak bola Newcastle United dan penyelenggaraan LIV Golf.
Mengutip GameRadar dan BBC, tujuan agenda tersebut adalah menggunakan popularitas game untuk memperbaiki citra global Arab Saudi, mengalihkan perhatian dari catatan hak asasi manusia yang kontroversial.
George Osborn, editor Video Games Industry Memo, menyatakan, "Bagi Arab Saudi, ini adalah kemenangan besar. Apakah bagi negara lain, itu pertanyaan lain."
Investasi ini memberi mereka pengaruh budaya yang luar biasa; saat seseorang membeli game EA, mereka mengasosiasikan Arab Saudi dengan kesenangan, bukan geopolitik.