-
Pidato Sanae Takaichi tentang "kerja, kerja, kerja" membuatnya dibandingkan dengan mantan Presiden RI Jokowi.
-
Ia dikenal penggemar musik metal dan mantan drummer, menambah kesan mirip Jokowi di mata netizen.
-
Pernyataannya soal kerja tanpa batas menuai kritik karena dinilai tak peka terhadap isu kelelahan kerja di Jepang.
Suara.com - Calon Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi baru-baru ini ramai mendapat sorotan netizen Indonesia. Pidatonya mengenai "kerja, kerja, kerja" dianggap netizen mirip mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Tak hanya itu, Sanae Takaichi ternyata menyukai musik metal dan hobi naik motor. Hal tersebut semakin membuat Sanae Takaichi mirip Jokowi.
"Kerja kerja kerja. penggemar musik metal. Saya pernah melihat ini sebelumnya," tulis salah seorang netizen Indonesia.
Postingan yang dibagikan viral setelah memperoleh 1.700 retweet dan 6.500 tanda suka.
"Bentar lagi nyemplung gorong-gorong Shibuya," canda netizen lain. Sanae Takaichi viral usai ia mengaku meninggalkan ‘work–life balance' atau keseimbangan kerja-hidup.
"Saya meninggalkan istilah 'keseimbangan kerja-hidup'. Saya akan bekerja, bekerja, bekerja, bekerja, dan terus bekerja," teriak Sanae Takaichi dalam pidatonya yang berapi-api.
Mengutip Mainichi Japan dan BBC, Takaichi dulunya merupakan drummer heavy metal yang antusias.
Di masa muda, ia terkenal membawa banyak stik dan akan mematahkannya saat bermain drum dengan intens.
Wanita berusia 64 tahun itu terpilih sebagai pemimpin Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa di Jepang pada hari jadinya yang ke-70.
Baca Juga: Roy Suryo Cs Bedah Buku Keliling 100 Kota, Sebut Ijazah Jokowi 99,99% Palsu dan Analogi Petruk
Itu menempatkannya pada jalur untuk menjadi perdana menteri wanita pertama di Jepang.
Takaichi diperkirakan akan menjadi perdana menteri perempuan pertama Jepang akhir bulan ini setelah mendapatkan persetujuan parlemen.
Koalisi LDP yang berkuasa dengan partai Komeito tetap menjadi kekuatan terbesar meskipun menjadi minoritas di kedua majelis.
Birokrat di Jepang, khususnya, dikenal bekerja berjam-jam, terutama saat parlemen sedang bersidang.
Itu karena mereka perlu menyiapkan pernyataan bagi anggota kabinet untuk dibacakan sebagai tanggapan atas pertanyaan anggota parlemen dalam puluhan rapat komite.
Meski banyak dukungan, ucapan "kerja, kerja, kerja" dari Sanae Takaichi juga menuai kontroversi.