- Perusahaan pers di Italia dan Eropa mendesak agar fitur AI Overview di mesin pencari Google diperiksa karena dinilai telah berlaku curang.
- Bisnis media terancam oleh fitur AI Overview di mesin pencari Google.
- Fitur AI Overview dituding telah mencuri trafik dari media online.
Suara.com - Kelompok penerbit media Italia pekan ini mendesak agar fitur AI Overview di mesin pencari Google diperiksa karena dinilai telah merugikan perusahaan pers.
Fitur AI di mesin pencari Google itu, yang bisa merangkum dan menampilkan isi berita di tampilan paling atas mesin pencari tanpa harus mengklik berita yang diproduksi media, dinilai mencuri para pembaca sehingga mengancam keberlangsungan bisnis media.
FIEG, federasi penerbit media Italia, melaporkan Google dalam kasus ini ke Agcom, lembaga pengawas komunikasi di negara tersebut.
Keluhan serupa sudah muncul dari banyak negara di dunia. Sebelumnya Asosiasi Penerbit Media Eropa juga sudah melaporkan Google ke otoritas Uni Eropa.
Asosiasi perusahaan pers Eropa mendesak Komisi Eropa - badan eksekutif yang merupakan satu dari tiga institusi pemerintahan Uni Eropa - untuk menginvestigasi praktik curang Google tersebut, karena diduga melanggar UU Layanan Digital Uni Eropa.
Sementara FIEG dalam laporannya, juga mengeluhkan fitur chatbot Google AI Overviews yang semena-mena mengambil sumber berita dari media dan menyajikannya kepada warganet.
"Google sudah menjelma menjadi pembunuh trafik," tegas FIEG dalam pernyataan resminya, dilansir dari The Guardian, Kamis (16/10/2025).
Lebih lanjut FIEG mengatakan Google AI Overview tidak saja bersaing langsung dengan media yang menyuplainya dengan informasi, tetapi juga membuat media kehilangan pembaca dan akhirnya tak punya penghasilan lagi dari iklan.
"Konsekuensi untuk keberlanjutan secara ekonomis dan keberagaman media sangat besar, apa lagi di tengah risiko semakin kurangnya transparansi serta maraknya penyebaran disinformasi dalam perdebatan demokratis," lanjut FIEG.
Baca Juga: Terjerat Kasus Google Cloud, Nadiem Makarim Bisa Jadi Tersangka Ganda?
Sebuah studi pada Juli 2025 lalu dari perusahaan analitic Authoritas asal Inggris menemukan bahwa AI Overview yang diluncurkan Google tahun lalu menyebabkan penurunan klik ke link sumber utama informasi hingga 80 persen.
Hasil studi ini juga digunakan sebagai dasar untuk menggugat AI Overviews Google di Inggris. Dalam studi yang sama ditemukan bahwa Google lebih sering menjadikan Youtube - yang sama-sama berada di bawah payung raksasa Alphabet - sebagai acuan informasi ketimbang website media.
Sementara studi lain dari Pew Research Center dari Amerika Serikat, yang juga diterbitkan pada Juli kemarin, menunjukkan bahwa pengguna sejak adanya AI Overview jumlah klik ke tautan sumber berita menurun hingga hampir separuhnya dari ketika fitur AI itu belum tersedia.