- Lu Weibing mengungkap kenaikan harga chip memori sebagai penyebab utama mahalnya harga smartphone terbaru seperti Redmi K90.
- Xiaomi merespons keluhan konsumen dengan menurunkan harga varian Redmi K90 12GB/512GB sebesar 300 Yuan selama bulan pertama penjualan.
- Lonjakan harga memori dipicu oleh tingginya permintaan chip akibat tren AI, yang menguntungkan produsen seperti Samsung dan SK Hynix.
Suara.com - Partner and President Xiaomi, Lu Weibing buka-bukaan kenapa harga smartphone semakin mahal. Ia menyebut kalau kenaikan harga chip memori menjadi faktor utama.
Hal ini diungkapkan Weibing setelah Xiaomi mendapatkan protes dari pasar terkait harga Redmi K90 lebih mahal dari generasi sebelumnya.
"Tekanan biaya telah beralih ke harga produk-produk baru kami. Kenaikan biaya chip memori jauh melampaui ekspektasi dan bisa semakin intensif," kata Weibing, dikutip dari Reuters, Minggu (26/10/2025).
Bos Xiaomi ini pun mengakui kalau konsumen kecewa karena harga ponsel itu lebih mahal antar opsi memori. Solusinya, dia menurunkan harga Redmi K90 varian RAM 12GB dan ROM 512GB sebesar 300 Yuan (Rp 699 ribu) menjadi 2.899 Yuan (Rp 6,7 juta).
Namun promo harga Redmi K90 ini hanya berlaku di bulan pertama penjualan saja.
Sekadar informasi, fenomena kenaikan harga memori ini beriringan pada tren teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) yang marak di industri smartphone.
Pesatnya perkembangan AI membuat para produsen ikut berburu chip konvensional yang digunakan di perangkat smartphone, komputer, maupun server.
Alhasil perangkat memori turut mengalami kenaikan harga karena melonjaknya permintaan. Produsen NAND dan DRAM seperti Samsung Electronics dan SK Hynix mengalami untung besar.
Baca Juga: Xiaomi 17 Air Segera Hadir, HP Tipis Pesaing iPhone Air dan Samsung Galaxy S25 Edge